Back

PKM Magister HES UNIDA Gontor Olah Limbah Tahu Jadi Usaha Warga Mandiri

Tim PKM Magister Hukum Ekonomi Syariah UNIDA Gontor melatih warga Desa Gendingan mengolah limbah ampas tahu menjadi keripik bernilai jual.

UNIDA Gontor — Program Studi Magister Hukum Ekonomi Syariah (MHES) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Pemanfaatan Limbah Tahu sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan dan Kemandirian Ekonomi Masyarakat” di Desa Gendingan, Widodaren, Ngawi. Kegiatan ini terealisasi pada 01 Oktober 2025–05 November 2025 setelah melalui tahap perencanaan dan penyusunan proposal sejak Juni hingga Agustus 2025.

PKM ini berangkat dari keprihatinan terhadap limbah ampas tahu yang selama ini belum diolah secara maksimal dan berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Melalui pendampingan berkelanjutan, tim ingin mengubah limbah tersebut menjadi produk olahan bernilai jual, sekaligus menumbuhkan semangat kemandirian ekonomi di tengah masyarakat. Inisiatif ini sekaligus mencerminkan komitmen UNIDA Gontor sebagai salah satu Universitas Islam Terbaik yang berupaya menghadirkan solusi konkret atas persoalan sosial-ekonomi di akar rumput.

Di bawah bimbingan Assoc. Prof. Dr. Setiawan bin Lahuri, Lc., M.A., tim PKM yang terdiri dari Fina Nurafni, Rafi Nur Azizah, Sya’na Sekar Izzaty, dan Farah Nur Arifah melakukan rangkaian kegiatan yang sistematis. Dimulai dari survei dan pemetaan kondisi pabrik tahu dan lingkungan sekitar, tim melakukan sosialisasi mengenai dampak limbah dan peluang pengembangan produk turunan. Karyawan pabrik tahu dan warga sekitar dilibatkan aktif dalam setiap sesi untuk memastikan program benar-benar menyentuh kebutuhan mereka.

Tim PKM Magister Hukum Ekonomi Syariah UNIDA Gontor melatih warga Desa Gendingan mengolah limbah ampas tahu menjadi keripik bernilai jual.

Tahap berikutnya adalah pelatihan intensif pembuatan “Keripik Ampas Tahu”. Peserta dibimbing mengolah ampas tahu menggunakan metode sederhana yang mudah diterapkan di rumah, mulai dari proses pengeringan, bumbu, penggorengan, hingga standar kebersihan produksi. Selain aspek teknis, tim juga memberikan pengarahan mengenai pengemasan modern menggunakan standing pouch serta penyusunan label produk lokal yang menarik dan informatif untuk meningkatkan daya tarik di pasaran.

Hasilnya, lahirlah produk “Keripik Ampas Tahu” sebagai ikon baru olahan pangan lokal Desa Gendingan. Produk ini tidak hanya membuka peluang usaha rumahan dan menambah sumber pendapatan keluarga, tetapi juga membantu mengurangi volume limbah yang dibuang begitu saja. Penerapan prinsip zero waste dalam pengolahan ampas tahu menjadi nilai tambah yang sejalan dengan isu keberlanjutan lingkungan yang kini semakin penting.

Melalui kegiatan ini, warga tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga didorong untuk memiliki pola pikir kewirausahaan. Tim PKM berharap, produk keripik ampas tahu dapat terus dikembangkan, dipasarkan lebih luas, dan menjadi ciri khas Desa Gendingan. Program ini sekaligus menegaskan komitmen UNIDA Gontor sebagai salah satu Universitas Islam Terbaik yang senantiasa mengintegrasikan ilmu, nilai keislaman, dan pengabdian nyata kepada masyarakat.

Redaksi: Fina Nurafni

Editor  : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit