UNIDA Gontor – Di tengah derasnya arus globalisasi, bahasa Arab sering kali dipandang sebagai bahasa agama semata, tidak sepopuler bahasa Inggris, Mandarin, atau Prancis. Padahal, bahasa Arab memiliki posisi strategis dalam dunia modern, baik dalam bidang keagamaan, budaya, diplomasi, hingga ekonomi. Bahasa ini tidak hanya menjadi penghubung umat Islam sedunia, tetapi juga menjadi kunci untuk memahami peradaban besar yang telah memberi kontribusi besar bagi dunia ilmu pengetahuan.
Sebagai bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memegang peranan sentral dalam dunia Islam. Tidak hanya bagi umat Muslim, bahasa Arab menjadi jembatan untuk memahami warisan intelektual klasik dari para ulama dan filsuf Muslim terdahulu. Kitab-kitab penting dalam bidang tafsir, hadis, fiqh, dan tasawuf, semuanya menggunakan bahasa Arab sebagai media ekspresi ilmu. Oleh karena itu, penguasaan bahasa Arab menjadi penting untuk mengakses langsung sumber-sumber primer tersebut tanpa harus bergantung pada terjemahan.
Di luar aspek keagamaan, bahasa Arab juga memainkan peran penting dalam diplomasi internasional. Bahasa ini merupakan salah satu dari enam bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menunjukkan pengakuan atas peran penting dunia Arab dalam tatanan global. Dalam konteks ini, menguasai bahasa Arab dapat membuka peluang besar dalam bidang hubungan internasional, politik luar negeri, dan kerja sama antarnegara.
Selain itu, dunia Arab merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam, khususnya minyak dan gas. Negara-negara di Timur Tengah menjadi mitra strategis dalam perdagangan internasional. Banyak perusahaan multinasional yang mencari tenaga kerja dengan kemampuan berbahasa Arab untuk menjalin komunikasi dan membangun hubungan bisnis dengan mitra dari negara-negara Arab. Ini menunjukkan bahwa bahasa Arab juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Dari perspektif budaya, bahasa Arab memiliki sastra yang sangat kaya dan mendalam. Puisi, novel, dan karya sastra Arab klasik hingga modern menyimpan keindahan bahasa yang unik dan khas. Ketika seseorang belajar bahasa Arab, ia tidak hanya mempelajari gramatika dan kosa kata, tetapi juga meresapi keindahan estetika bahasa yang telah berkembang selama berabad-abad.
Dalam dunia pendidikan, penguasaan bahasa Arab membuka akses kepada ribuan manuskrip dan literatur klasik yang belum banyak diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Banyak universitas dunia yang membuka program studi tentang peradaban Islam dan dunia Arab, dan kemampuan bahasa Arab menjadi syarat utama untuk menggali penelitian-penelitian mendalam. Ini menunjukkan bahwa bahasa Arab juga berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan akademik.
Di Indonesia sendiri, antusiasme mempelajari bahasa Arab terus meningkat, seiring dengan berkembangnya lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, madrasah, dan perguruan tinggi keagamaan. Namun, tantangan yang dihadapi tidak sedikit, mulai dari keterbatasan metode pengajaran yang komunikatif hingga kurangnya tenaga pengajar yang profesional. Oleh karena itu, penting untuk mereformasi pendekatan pembelajaran bahasa Arab agar lebih kontekstual dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Bahasa Arab juga menjadi instrumen penting dalam membangun identitas keislaman yang kuat di tengah masyarakat global yang cenderung sekuler. Dengan menguasai bahasa Arab, generasi muda Muslim dapat lebih percaya diri dalam memahami ajaran agamanya secara otentik dan mampu berdialog dengan dunia global tanpa kehilangan jati diri.
Lebih dari itu, bahasa Arab dapat menjadi alat dakwah dan penyebaran nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dalam konteks media digital, kemampuan berbahasa Arab membuka peluang untuk membuat konten-konten edukatif, inspiratif, dan moderat yang dapat menjangkau audiens global. Bahasa menjadi sarana penting untuk memengaruhi opini publik dan menanamkan nilai-nilai kebaikan.
Dengan segala potensi yang dimilikinya, sudah saatnya bahasa Arab mendapatkan tempat yang layak dalam peta pendidikan nasional dan internasional. Menguasai bahasa Arab bukan berarti menutup diri dari dunia luar, justru sebaliknya, menjadi bagian dari komunitas global yang mampu berpikir lokal sekaligus bertindak global. Maka, mari kita bangkitkan semangat belajar bahasa Arab dengan perspektif yang lebih luas dan progresif.
Redaksi: Agus Yasin, M.Pd.I., Ph.D. (Dosen Magister Pendidikan Bahasa Arab UNIDA Gontor)