UNIDA Gontor — Program pengabdian kepada masyarakat kembali dilaksanakan di Dusun Precet, Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, melalui kegiatan Program Pelatihan Bahasa Arab untuk Memahami Zikir Pagi dan Petang bagi jama ah Majlis Pengajian Ummi Salamah. Kegiatan ini dimulai pada Sabtu, 2 Agustus 2025, sebagai ikhtiar edukatif untuk membantu jamaah memahami kandungan bacaan zikir yang selama ini dibaca secara rutin, namun belum sepenuhnya dipahami maknanya.
Pelatihan dirancang untuk menumbuhkan kesadaran spiritual agar zikir tidak berhenti pada aktivitas lisan, melainkan menjadi ibadah yang dihayati, menenangkan, dan membentuk kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Program ini juga menjadi wujud kontribusi perguruan tinggi dalam memperkuat literasi keagamaan berbasis komunitas, sejalan dengan semangat Universitas Islam Terbaik dalam menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
Kegiatan berlangsung selama tiga minggu dengan empat kali sesi pertemuan. Setiap sesi berdurasi sekitar 90 menit dan diikuti oleh 35 peserta perempuan. Materi pelatihan meliputi pengenalan mufradat bahasa Arab, latihan pelafalan yang benar, pemahaman arti kalimat zikir pagi–petang, hingga refleksi makna agar bacaan dapat dikaitkan dengan aktivitas harian. Untuk menunjang pembelajaran mandiri, tim pelaksana menyediakan buku saku zikir pagi–petang yang dapat digunakan peserta sebagai rujukan di rumah.

Antusiasme peserta tampak sejak pertemuan pertama. Diskusi berlangsung hidup, peserta mencoba menyebutkan arti kata, serta saling membantu memperjelas makna. Berdasarkan pemetaan awal, hanya sekitar 16% peserta yang mampu menjelaskan arti sebagian lafaz zikir. Setelah empat sesi pendampingan, pemahaman meningkat signifikan hingga 79%. Peningkatan ini menunjukkan perubahan yang bukan hanya linguistik, tetapi juga menyentuh aspek spiritual; peserta mulai membaca zikir dengan lebih pelan, sadar, dan khusyuk.
Salah satu peserta menyampaikan kesan, bahwa sebelumnya ia mengikuti bacaan tanpa memahami, namun kini merasakan makna istighfar sebagai permohonan ampun yang sungguh-sungguh. Selain itu, kegiatan ini turut menumbuhkan kebersamaan dan ukhuwah, ditandai dengan terbentuknya kelompok kecil belajar mandiri pascapengajian rutin. Model sederhana ini diharapkan menjadi langkah awal penguatan budaya literasi keagamaan non-formal di tingkat majelis taklim.
Program ditutup pada Selasa, 2 September 2025, dengan sesi refleksi dan harapan agar pelatihan serupa dapat dilanjutkan pada materi doa-doa harian serta ayat-ayat pendek Al-Qur’an. Melalui capaian ini, kegiatan diharapkan menjadi model pemberdayaan ruhani di komunitas serta menguatkan peran Universitas Islam Terbaik dalam membina masyarakat yang religius dan berakhlak mulia.
Redaksi : Tiara Eki Wahyu Rinawati dan Rania Izzati
Editor : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit






