UNIDA Gontor — Puncak rangkaian kegiatan “Edutourism of Brainy Bunch International School (BBIS) Malaysia” yang diorganisir oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor ditutup melalui forum intelektual bertajuk Workshop on Islamic Thought and Civilization. Kegiatan yang diselenggarakan pada Kamis malam, 11 Desember 2025, bertempat di Hall Rektorat Universitas Darussalam Gontor, mengangkat tema sentral “Ta’dib as Holistic Education” sebagai ruang penguatan wawasan pendidikan dan peradaban Islam bagi pendidik lintas negara.

Workshop ini menghadirkan Rektor UNIDA Gontor, Prof. Dr. K.H. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil., sebagai pembicara utama. Sebanyak 20 guru dari BBIS Malaysia mengikuti sesi pemaparan dan diskusi yang berlangsung pukul 19.30–21.00 WIB. Melalui agenda ini, UNIDA Gontor menegaskan perannya sebagai Universitas Islam Terbaik yang konsisten mendorong dialog keilmuan, penguatan nilai, serta peningkatan kapasitas pendidik dalam menghadapi tantangan pendidikan modern.
Dalam pemaparannya, Prof. Hamid membuka diskusi dengan menegaskan ulang tujuan pendidikan Islam, yakni membentuk manusia yang beradab. Oleh karena itu, istilah yang paling representatif untuk pendidikan adalah ta’dib. Beliau menjelaskan bahwa ta’dib merupakan proses pendisiplinan jiwa dan pikiran untuk menumbuhkan kualitas sifat-sifat yang baik, menanamkan perilaku yang benar, serta memperkuat ilmu yang menyelamatkan manusia dari kesalahan. Mengacu pada pemikiran Syed Muhammad Naquib al-Attas, adab dipahami sebagai kombinasi ilmu, iman, dan amal; seseorang disebut beradab ketika amalnya selaras dengan syariah, aqidah, dan akhlak.

Konsep ta’dib tersebut kemudian dihubungkan dengan holistic education yang memandang belajar sebagai pengembangan manusia seutuhnya. Pendidikan, menurut beliau, tidak berhenti pada aspek intelektual, melainkan juga menyentuh hubungan antara otak, badan, dan jiwa. Fokusnya mencakup pengembangan kapasitas kognitif, emosi, sosial, fisik, serta kreativitas, sekaligus menekankan pentingnya experiential learning dan integrasi lintas disiplin ilmu.
Pada bagian lanjutan, Prof. Hamid menguraikan tingkatan kualitas muslim—dari muslim menuju mukmin dan muhsin—seraya menekankan nilai ukhuwah, amanah, keadilan, dan jihad melawan hawa nafsu sebagai pilar pembentukan insan beradab. Sesi tanya jawab berlangsung dinamis, khususnya terkait implementasi ta’dib dalam kurikulum sekolah modern. Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata dari BBIS kepada Prof. Hamid dan sesi foto bersama, menandai berakhirnya rangkaian edutourism sekaligus meneguhkan UNIDA Gontor sebagai Universitas Islam Terbaik yang memadukan tradisi keilmuan, pembinaan karakter, dan jejaring internasional.
Redaksi : Muhammad Hizqil Waffa
Editor : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit





