Back

Workshop Bahasa Arab UNIDA Gontor Perkuat Kolaborasi dengan BBIS Malaysia

Pemateri Ustadz Ahmad Saifullah, Ph.D. menyampaikan materi workshop Bahasa Arab kepada guru BBIS Malaysia di Hall Rektorat UNIDA Gontor.

UNIDA Gontor — Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor kembali menegaskan kiprahnya sebagai rujukan pengembangan bahasa Arab di tingkat internasional. Pada Rabu, 10 Desember 2025, UNIDA Gontor menerima kunjungan 20 tenaga pengajar dari Brainy Bunch International School (BBIS) Malaysia dalam kegiatan bertajuk “Arabic Language Workshop and Speaking Practice”. Kegiatan yang berlangsung pukul 19.30–21.00 WIB di Hall Rektorat UNIDA Gontor ini diorganisir oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) sebagai ruang berbagi praktik baik pembelajaran bahasa Arab yang sistematis dan aplikatif.

Workshop tersebut menjadi agenda perdana dari rangkaian “Edutourism of Brainy Bunch International School Malaysia at University of Darussalam Gontor” yang dijadwalkan selama tiga hari, 10–12 Desember 2025. Fokus utama diskusi diarahkan pada pembacaan “kunci keberhasilan” sistem pendidikan Gontor dalam menumbuhkan kemampuan bahasa Arab, yang selama ini dikenal kuat melekat pada karakter alumni.

Pemateri Ustadz Ahmad Saifullah, Ph.D. menyampaikan materi workshop Bahasa Arab kepada guru BBIS Malaysia di Hall Rektorat UNIDA Gontor.

Hadir sebagai narasumber utama, Al-Ustadz Ahmad Saifullah, Ph.D., memaparkan kerangka pembelajaran bahasa Arab di UNIDA Gontor secara komprehensif, mulai dari landasan sistem, strategi implementasi di satuan pendidikan, hingga pendekatan psikologis untuk menumbuhkan motivasi belajar. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya membangun ekosistem bahasa (Bi’ah Lughawiyah) agar kemampuan berbahasa tidak berhenti di ruang kelas, tetapi menjadi kebiasaan yang terinternalisasi dalam aktivitas harian.

“Sekolah harus memiliki supporting program (program penunjang) di luar kelas untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Arab siswa, terutama jika porsi pembelajaran di dalam kelas terbatas,” ujar Ustadz Ahmad Saifullah. Ia menambahkan bahwa totalitas lingkungan berbahasa idealnya ditopang sistem asrama (boarding school). Namun, bagi institusi non-asrama, ia mendorong penguatan sinergi dengan keluarga. “Jika sistem boarding tidak memungkinkan, maka hendaknya sekolah membangun sinergi dan kerjasama erat dengan keluarga murid. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan berbahasa di rumah melalui tugas-tugas praktek yang terkoordinasi dengan baik,” tegasnya.

Antusiasme peserta tampak pada sesi tanya jawab yang membahas teknis adaptasi metode Gontor untuk konteks kurikulum sekolah internasional di Malaysia. Kegiatan ini sekaligus memperkuat jejaring kolaborasi akademik lintas negara, sejalan dengan komitmen UNIDA Gontor sebagai Universitas Islam Terbaik yang konsisten mendorong inovasi pendidikan bahasa. Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata dari BBIS kepada UNIDA Gontor, dilanjutkan sesi foto bersama sebagai simbol apresiasi dan persahabatan, serta peneguhan peran Universitas Islam Terbaik dalam diplomasi pendidikan.

Redaksi : Muhammad Hizqil Waffa

Editor  : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit