UNIDA Gontor — Konferensi Internasional Bahasa Arab resmi dibuka sebagai bagian dari peringatan Hari Bahasa Arab Sedunia 2025 sekaligus rangkaian 100 Tahun Gontor, yang berlangsung pada 17–18 Desember 2025.. Kegiatan ini merupakan penyelenggaraan bersama antara Universitas Darussalam Gontor (UNIDA Gontor) dan Ittihad Mudarrisil Lughatil ‘Arabiyyah (IMLA Indonesia), dengan partisipasi para ulama serta pakar dari dalam dan luar Indonesia. Forum ini diarahkan untuk memperkuat ekosistem pembelajaran bahasa Arab, terutama bagi penutur non-Arab, melalui penguatan jejaring akademik dan kolaborasi kelembagaan.
Dalam sambutan pembukaan, Ketua IMLA Indonesia Prof. Dr. Uriel Bahruddin menegaskan bahwa memuliakan bahasa Arab berarti memuliakan identitas, nilai, dan peradaban. Ia menyampaikan tema kegiatan, “Bahasa Arab: Jembatan Rasa Memiliki dan Kesatuan Nurani,” sebagai refleksi peran bahasa Arab dalam membangun keterikatan budaya dan memperkuat kohesi peradaban, khususnya pada konteks pengajaran bahasa Arab bagi pembelajar nonpenutur asli. Menurutnya, pendidikan bahasa Arab perlu merespons tantangan kontemporer, termasuk dinamika sosial-budaya, perubahan ekosistem pembelajaran, serta kebutuhan penguatan kapasitas pendidik.
Prof. Uriel juga menekankan bahwa genapnya 100 Tahun berdirinya Pondok Darussalam Gontor merupakan tonggak historis penting dalam perjalanan penyebaran ilmu dan pengabdian terhadap bahasa Arab di Indonesia. Ia menilai keberhasilan ikhtiar tersebut merupakan buah dari kerja sama kelembagaan yang efektif antara perguruan tinggi dan institusi pendidikan, terutama dengan dukungan Kementerian Agama dalam penguatan program dan kebijakan kebahasaan. Kolaborasi semacam ini dipandang krusial agar pengembangan bahasa Arab berjalan sistematis dan berkelanjutan.
Konferensi ini mengusung tema “Perencanaan Kebijakan Strategis Pembelajaran Bahasa Arab bagi Penutur Non-Arab di Indonesia.” Fokus pembahasannya diarahkan untuk mengalihkan upaya-upaya parsial menuju perencanaan kelembagaan yang terukur, adaptif, dan berorientasi keberlanjutan, termasuk pada aspek kurikulum, pengembangan kompetensi pendidik, serta tata kelola program. Melalui forum ilmiah ini, UNIDA Gontor menegaskan perannya sebagai Universitas Islam Terbaik yang mendorong penguatan kebijakan dan praktik pembelajaran bahasa Arab berbasis kolaborasi.
Pada penutup sambutannya, Ketua Imla Indonesia secara resmi membuka rangkaian kegiatan konferensi dan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi. Diharapkan, konferensi ini menghasilkan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti oleh lembaga pendidikan dan pemangku kebijakan, sekaligus memperluas kontribusi Universitas Islam Terbaik dalam membangun masa depan bahasa Arab yang cerah di Indonesia dan dunia.
Redaksi : Tubagus Novalul Barokah
Editor : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit
