Back

UNIDA Gontor Audiensi dengan Wamenag: Dorong Pendirian Program Doktor PBA

UNIDA Gontor Audiensi dengan Wamenag: Dorong Pendirian Program Doktor PBA

UNIDA Gontor — Tim pendirian Program Doktor Pendidikan Bahasa Arab (DPBA) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor melakukan audiensi dengan Wakil Menteri Agama RI, Romo Mohammad Syafi’i, pada Selasa, 11 November 2025, bertempat di rumah dinas Wamenag, Jl. Brawijaya XI No. 25, Jakarta Selatan. Audiensi ini menjadi langkah strategis UNIDA Gontor untuk memperkuat kontribusi perguruan tinggi pesantren dalam ekosistem pendidikan nasional dan internasional, khususnya pada pengembangan kebijakan dan mutu pembelajaran Bahasa Arab.

Pertemuan ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Assoc. Prof. Dr. Abdul Hafid bin Zaid; Kepala Program Doktor, Assoc. Prof. Dr. Jarman Arroisi; serta Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ismail dan Assoc. Prof. Dr. Henry Shalahuddin selaku perwakilan tim pengusul Program Doktor Pendidikan Bahasa Arab (PBA) UNIDA Gontor sekaligus panitia Muktamar Internasional Bahasa Arab.

Dalam pertemuan tersebut, Wamenag menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif UNIDA Gontor dalam mengembangkan pendidikan Bahasa Arab di tingkat doktoral. Beliau menilai pendirian Program Doktor PBA merupakan langkah strategis untuk memperkuat peran perguruan tinggi pesantren dalam ekosistem pendidikan nasional dan internasional.

Dalam kesempatan yang sama, tim juga menyampaikan undangan kepada Romo Mohammad Syafi’i sebagai keynote speaker pada acara Internatioanl Conference on Arabic Language yang akan dilaksanakan pada tanggal 17-18 Desember 2025 di Universitas Darussalam Gontor.

Audiensi Tim UNIDA Gontor dengan Wamenag terkait Pendirian program Doktoral PBA
Audiensi Tim UNIDA Gontor dengan Wamenag terkait Pendirian program Doktoral PBA

Wamenag menyatakan kesediaannya untuk hadir dalam acara Internatioanl Conference on Arabic Language tersebut, dengan fokus pembahasan pada PMA yang mengatur pembelajaran Bahasa Arab di madrasah.

Beliau juga menegaskan pentingnya penguatan kebijakan sebagaimana tertuang dalam KMA dan Keputusan Dirjen Pendis agar pembelajaran Bahasa Arab di madrasah memiliki orientasi pada kompetensi komunikatif dan akademik yang lebih kuat.

Pembelajaran Bahasa Arab perlu diarahkan pada kompetensi lintas bidang — politik, ekonomi, dan hubungan global — sejalan dengan visi Indonesia sebagai pusat studi Islam dunia,” ujar Romo Syafi’i.

Wamenag juga meminta panitia Internatioanl Conference on Arabic Language untuk menyusun kajian dan rekomendasi strategis yang akan disampaikan pada muktamar mendatang, khususnya terkait peninjauan alokasi jam pelajaran Bahasa Arab di tingkat madrasah.

Selain itu, Romo Syafi’i menekankan peran IMLA (Ittihad Mudarrisi al-Lughah al-‘Arabiyyah) sebagai mitra strategis Kementerian Agama dalam meningkatkan mutu pendidikan Bahasa Arab di Indonesia. Ia berharap sinergi antara Kemenag, IMLA, dan UNIDA Gontor terus diperkuat untuk menghadirkan langkah konkret dalam pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, serta kebijakan bahasa nasional.

Beliau berharap naskah akademik (NA) segera dikirimkan kepada beliau untuk dikaji terlebih dahulu, dan saat muktamar berlangsung naskah tersebut sudah final sehingga dapat diserahkan secara simbolis kepada Kementerian Agama.

“Kehadiran saya nanti akan menjadi momentum penting untuk penyerahan naskah akademik hasil kajian tim. Saya berharap dokumen tersebut siap dibawa ke Kemenag sebagai bahan kebijakan ke depan,” tutur Romo Syafi’i menutup pertemuan.

Audiensi ini menjadi langkah strategis bagi UNIDA Gontor dalam memperkuat posisi akademiknya sebagai universitas pesantren yang berkomitmen mengembangkan pendidikan Bahasa Arab.

Redaksi: Muhammad Ismail

Editor: Tubagus Novalul Barokah