UNIDA Gontor — Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor menyelenggarakan Studi Pengayaan Lapangan (SPL) di Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), Jakarta, Senin, 27 Oktober 2025. Kegiatan bertema “Menghadapi Krisis Identitas Pemuda: Tantangan Pemikiran Islam Kontemporer” ini diikuti 15 mahasiswi semester enam, didampingi dua dosen pengampu: Al-Ustadz Dr. Ahmad Farid Saifuddin, S.H.I., M.Ag., dan Al-Ustadzah Zalfaa’ ‘Afaaf Zhoofiroh, M.Ag. Agenda ini dirancang untuk memperkuat tradisi keilmuan, melatih nalar kritis, serta menumbuhkan adab akademik mahasiswi melalui dialog intensif dengan para pakar.
Dalam sambutan pembuka, Dr. Ahmad Farid Saifuddin menekankan pentingnya silaturrahim ilmiah antara kampus dan lembaga pemikiran Islam. Ia mendorong mahasiswa untuk mengkaji riset serta publikasi INSISTS karena relevan dengan isu-isu kontemporer yang juga menjadi bahasan kurikulum AFI UNIDA Gontor. Kegiatan lapangan seperti SPL, ujarnya, merupakan sarana strategis untuk meneguhkan integrasi ilmu dan amal sekaligus memperluas jejaring akademik lintas lembaga.

Materi inti disampaikan Direktur Eksekutif INSISTS, Al-Ustadz Dr. Henri Shalahuddin, MIRKH., yang menegaskan peran sentral pemikiran Islam dalam membangun peradaban. “Fondasi peradaban Islam adalah pemikiran yang benar. Jika fondasinya goyah, bangunannya rapuh,” tegasnya. Ia menyoroti tantangan generasi muda Muslim di tengah arus pluralisme, feminisme, sekularisme, dan globalisasi nilai yang berpotensi mengikis identitas. Menurutnya, pemuda perlu menguasai ilmu, menjaga adab, dan memahami worldview Islam secara komprehensif. Di era digital, dakwah kreatif—ringkas namun bertanggung jawab—menjadi keniscayaan, sembari menempatkan konsep seperti self reward, self love, dan healing dalam kerangka nilai Islam agar melahirkan good netizen dan global citizen yang berakhlak.
Sesi tanya jawab berlangsung dinamis. Mahasiswi AFI aktif mendiskusikan etika profesi di dunia hiburan, strategi dakwah digital, serta penanaman adab dalam sistem pendidikan modern. Melalui dialog tersebut, peserta memperoleh perspektif aplikatif tentang cara mengaitkan filsafat Islam dengan realitas kekinian tanpa kehilangan kedalaman metodologis.
Sebagai penutup, UNIDA Gontor menyerahkan cinderamata kepada INSISTS sebagai simbol sinergi keilmuan, dilanjutkan foto bersama dan ramah tamah. Kegiatan ini diharapkan memperkuat budaya ilmiah dan kolaborasi riset di lingkungan AFI, sekaligus mengokohkan komitmen UNIDA Gontor dalam mencetak generasi pemikir Islam yang kritis, beradab, dan kontributif. Dengan konsistensi program akademik, jejaring kelembagaan, dan ekosistem penelitian yang kondusif, UNIDA Gontor terus meneguhkan perannya sebagai Universitas Islam Terbaik yang mendorong lahirnya karya dan pengabdian bermakna. Ekosistem akademik yang kolaboratif ini kian menegaskan reputasi UNIDA Gontor sebagai Universitas Islam Terbaik yang relevan, unggul, dan berdaya saing.
Redaksi: Inggrid Amalia Najwa Az-Zahra
Editor : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit






