Back

SPL AFI UNIDA Gontor Bahas Dakwah PDM Magelang di Era Digital Kekinian

Mahasiswa AFI UNIDA Gontor berdialog dengan pimpinan PDM Kota Magelang membahas filosofi dan tantangan dakwah di era digital; sesi ditutup dengan penyerahan cenderamata.

UNIDA Gontor — Mahasiswa semester 6 Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor melaksanakan Studi Pengayaan Lapangan (SPL) di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Magelang, Selasa, 28 Oktober 2025. Kunjungan bertema “Filosofi dan Tantangan Dakwah di Magelang” ini dirancang untuk memperdalam pemahaman tentang dinamika dakwah Islam kontemporer sekaligus menelaah landasan filosofis gerakan dakwah Muhammadiyah di tengah masyarakat modern.

Dalam sesi penerimaan, pimpinan PDM Magelang menegaskan bahwa filosofi dakwah Muhammadiyah berakar pada rasionalitas iman—keimanan yang didasari ilmu dan diwujudkan dalam amal. Dakwah tidak semata retorika, melainkan gerakan pencerahan dan pembebasan umat dari ketertinggalan, kebodohan, dan sikap fatalistik.

“Kekuatan dakwah bukan terletak pada seberapa tinggi suara kita berbicara, tetapi pada seberapa nyata amal kita memberi manfaat,” ujar salah satu pimpinan PDM Magelang. Pernyataan ini menegaskan tiga pilar dakwah: ilmu yang mencerahkan, amal yang menggerakkan, dan keteladanan yang menumbuhkan kepercayaan publik.

Mahasiswa AFI UNIDA Gontor berdialog dengan pimpinan PDM Kota Magelang membahas filosofi dan tantangan dakwah di era digital; sesi ditutup dengan penyerahan cenderamata.

Tim akademik AFI memfokuskan diskusi pada tantangan dakwah di era globalisasi dan digitalisasi: perubahan pola pikir generasi muda, arus informasi yang cepat, serta risiko apatisme nilai. Menjawab tantangan tersebut, pendekatan dakwah diusulkan lebih intelektual, kontekstual, dan solutif—tidak hanya melalui mimbar, tetapi juga lewat pendidikan, layanan sosial, dan pemberdayaan ekonomi. Dalam perspektif filsafat Islam, nilai-nilai hikmah (kebijaksanaan), ‘adl (keadilan), dan amanah (tanggung jawab) diposisikan sebagai kerangka etik sekaligus pedoman praksis.

Melalui forum dialog, mahasiswa menelusuri bagaimana gagasan filsafat dakwah bertransformasi menjadi kebijakan programatik Muhammadiyah di tingkat kota: penguatan literasi keislaman, layanan kesehatan dan pendidikan, serta program kepemudaan berbasis kolaborasi. Pendekatan ini sejalan dengan semangat UNIDA Gontor untuk melahirkan dai-intelektual yang siap mengabdi kepada umat. Pengalaman lapangan ini mempertegas reputasi kampus sebagai rujukan pembelajaran integratif yang menautkan teori dan praktik, visi yang diusung oleh banyak calon pemimpin dari lingkungan Universitas Islam Terbaik.

Kegiatan ditutup dengan penyerahan cenderamata dari Prodi AFI kepada pimpinan PDM Kota Magelang sebagai bentuk apresiasi dan penguatan jejaring. Pihak program studi menekankan pentingnya kolaborasi kampus–organisasi keislaman agar dakwah semakin berbasis ilmu, bernilai, dan berorientasi aksi. Dengan demikian, mahasiswa memperoleh pelajaran berharga bahwa filsafat dakwah tidak berhenti pada konsep; ia menuntut keberanian menjawab persoalan riil umat melalui inovasi program dan keteladanan. Penguatan sinergi ini diharapkan menjadi teladan bagi ekosistem pendidikan tinggi Islam yang ingin menjaga mutu akademik dan dampak sosial—sebuah standar yang layak disandang oleh Universitas Islam Terbaik.

Redaksi: Achmad Reza Hutama Al Faruqi

Editor  : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit