UNIDA Gontor – Pada Minggu (8/12/2024), bertempat di Aula Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Kampus C (secara luring) dan online (daring), telah diselenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Building Indonesian Human Capital to Meet Global Resiliency”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswi Hubungan Internasional UNIDA Gontor. Narasumber seminar kali ini diisi oleh Dr. Agus Haryanto, S. I.P, M. Si (Ketua Umum dari Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia) dan Siti Nur Laili Rahmawati (Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Twente, Belanda). Peserta pada seminar ini terdiri dari mahasiswi-mahasiswi prodi Hubungan Internasional dan beberapa prodi lainnya yang berada di UNIDA Gontor Kampus C.
Seminar dimulai pada pukul 10.00 WIB dan dibuka oleh Al Ustadz Muhammad Luthfi, M. I.Kom, selaku Wakil Dekan III Fakultas Humaniora UNIDA Gontor. Materi pertama disampaikan oleh Dr. Agus Haryanto, S. I.P, M. Si. Materi yang disampaikan berjudul Indonesian Youth in the Global Competition.
Masalah kesehatan mental banyak terjadi di kalangan remaja usia transisi (16-24 tahun), dengan tingkat kecemasan dan kesepian yang tinggi. Remaja Indonesia, khususnya mereka yang berada dalam kelompok usia transisi 16-24 tahun, mengalami tantangan kesehatan mental yang signifikan. Kecemasan lazim terjadi di antara kelompok ini, dengan 95,4% siswa melaporkannya sebagai masalah umum. Meskipun memiliki strategi penanganan yang positif, sejumlah besar remaja melaporkan pikiran untuk menyakiti diri sendiri dan bunuh diri, yang menyoroti perlunya peningkatan layanan kesehatan mental yang mengutamakan kerahasiaan dan lingkungan yang ramah.
Pemuda di Indonesia menghadapi tantangan sosial ekonomi, termasuk pengangguran dan kesenjangan pendidikan. Hal ini menuntut adanya peningkatan kualitas pendidikan dan program pengembangan diri untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja. Kuliah merupakan langkah penting dalam membangun karir dan mempersiapkan diri untuk tantangan dunia kerja. Pendidikan tinggi memberikan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang dapat mempengaruhi kesuksesan dalam pekerjaan di masa depan. Kuliah memberi kesempatan untuk menguasai bidang ilmu tertentu, seperti teknik, bisnis, atau kesehatan.
Pengetahuan ini menjadi dasar bagi karier profesional. Selain itu, kuliah juga mengembangkan keterampilan teknis dan non-teknis, seperti berpikir kritis, kemampuan komunikasi, dan manajemen waktu, yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Selama kuliah, mahasiswa berkesempatan untuk berinteraksi dengan dosen, teman sekelas, alumni, dan profesional lainnya. Jaringan ini dapat memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan, magang, atau bahkan proyek kolaboratif di masa depan. Kuliah tidak hanya soal akademik, tetapi juga pengembangan pribadi. Mahasiswa belajar untuk mandiri, bertanggung jawab, dan mengelola stres. Keterampilan ini akan membantu mereka beradaptasi dan sukses dalam lingkungan kerja yang kompetitif dan dinamis. Kuliah memegang peran penting dalam mempersiapkan diri untuk dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis. Dengan memperoleh pendidikan tinggi, seseorang tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan sosial dan mental untuk berhasil di masa depan.
Materi kedua disampaikan oleh Siti Nur Laili Rahmawati (Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Twente, Belanda). Materi yang disampaikan kali ini mengenai,Gen Z: Building Indonesia’s Resilient Tomorrow. Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, mempengaruhi pola perilaku masyarakat di dalamnya. Bahkan dengan berkembangnya zaman, menimbulkan banyaknya kategori dalam pengelompokan generasi masa kini. Salah satunya adalah generasi strawberry.
Generasi strawberry berasal dari generasi muda yang dianggap mudah menyerah, sensitif, dan kurang tahan terhadap tekanan. Ibarat buah stroberi yang mudah rusak, generasi ini seringkali dianggap tidak sekuat generasi sebelumnya. Generasi strawberry terkenal dengan kebiasaannya yang suka self-reward. Setelah melakukan suatu hal yang dianggapnya berhasil, maka ia akan memberikan penghargaan kepada dirinya sendiri. Sebenarnya ada banyak strategi supaya kita tidak disebut dengan generasi strawberry. Di zaman sekarang, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan suatu informasi. Bahkan banyak platform “hiburan” yang memberikan informasi terupdate pada saat ini. Contohnya adalah Tiktok, Instagram bahkan Youtube. Semua informasi yang beredar di platform tersebut tersebar tanpa tahu apakah hal tersebut benar apa tidak. Apalagi kini telah hadir Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. AI adalah teknologi yang memungkinkan komputer dan mesin untuk melakukan tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Hadirnya AI sebenarnya bertujuan untuk mengasah pemikiran kita dan menimbulkan rasa untuk tidak mudah percaya pada suatu hal. Hal ini membuat kita dipaksa untuk dapat menyimpulkan dan memilah informasi mana yang pantas diterima dan informasi yang hanya berusaha mempengaruhi pikiran kita. Dalam pekerjaan, “optimis” merupakan pondasi yang kuat untuk menjadi sukses dan berhasil dalam pekerjaannya, supaya tidak mudah terbawa arus dan terpengaruh. Semoga apa yang telah sampaikan menjadi pegangan untuk kalian bertahan dan menjadi pembelajaran. Alhamdulillah, Seminar Nasional berjalan dengan lancar dan sukses. Peserta antusias mengikuti seluruh rangkaian acara dan memberikan masukan yang sangat bermanfaat. Materi yang disampaikan oleh para narasumber sangat relevan bagi generasi sekarang dan hal tersebut kemudian diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para peserta.
Editor : Rifki Aulia