UNIDA Gontor — Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan ilmu keselamatan kerja melalui penyelenggaraan Seminar Nasional K3 yang digelar pada Selasa, 2 Desember 2025, bertempat di Hall Lantai 4 Gedung Terpadu UNIDA Gontor. Kegiatan bertema “Penguatan Budaya K3 Berkelanjutan Menuju Lingkungan Kerja yang Aman dan Produktif” ini diikuti lebih dari 300 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, praktisi, serta perwakilan lembaga pendidikan dan industri. Sebagai salah satu Universitas Islam Terbaik, UNIDA Gontor menempatkan isu keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian penting dari budaya akademik dan kehidupan kampus.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Darussalam Gontor menyampaikan apresiasi atas kerja keras panitia dan seluruh pihak yang terlibat. Beliau menegaskan bahwa perkembangan teknologi, perubahan pola kerja, dan meningkatnya kompleksitas lingkungan kerja menuntut generasi muda untuk memiliki kesiapan menghadapi berbagai risiko. Pendidikan K3, menurut beliau, tidak sekadar memenuhi tuntutan regulasi, tetapi juga menjadi pondasi karakter bagi calon tenaga profesional agar senantiasa menjunjung tinggi nilai kehati-hatian, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama.
Seminar Nasional K3 ini menghadirkan dua narasumber utama. Narasumber pertama, Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Amd.Hyp., ST., M.Kes., IPU., ASEAN.Eng, pakar K3L dari Universitas Brawijaya, memaparkan pentingnya penerapan K3 di lingkungan kampus dan pesantren. Beliau menekankan bahwa penggunaan peralatan laboratorium, pengelolaan asrama, serta beragam aktivitas mahasiswa memiliki potensi bahaya yang harus diantisipasi melalui pembiasaan perilaku aman, pembinaan berkelanjutan, dan keteladanan dari seluruh unsur civitas akademika.
Narasumber kedua, Dr. dr. Lubna Anwar Sadat, M.K.K., Sp.Ok., HIMA., AIFO-K, menyajikan materi mengenai kesehatan kerja sebagai bagian tak terpisahkan dari keselamatan. Beliau memaparkan berbagai tantangan di dunia industri, seperti paparan bahan kimia, beban kerja tinggi, kelelahan, serta risiko ergonomi yang dapat memengaruhi produktivitas tenaga kerja. Dr. Lubna juga menjelaskan pemanfaatan teknologi digital, mulai dari aplikasi pelaporan insiden, sistem pemantauan kesehatan pekerja, hingga penggunaan sensor cerdas yang membantu organisasi memperkuat implementasi program K3 secara lebih efektif.

Melalui pemaparan materi yang komprehensif, peserta mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai langkah-langkah identifikasi bahaya dan penilaian risiko, penyusunan pedoman keselamatan, pengelolaan pelatihan, hingga strategi evaluasi program K3 yang berkesinambungan. Sesi diskusi dan tanya jawab berlangsung dinamis, ditandai dengan antusiasme peserta yang mengajukan berbagai pertanyaan terkait penerapan K3 di dunia pendidikan, industri, maupun lingkungan kerja lainnya.
Ketua panitia menuturkan bahwa Seminar Nasional K3 ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan menumbuhkan kepedulian mahasiswa terhadap pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Pengetahuan K3 bukan hanya berguna ketika memasuki dunia kerja, tetapi juga relevan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari upaya membangun pola hidup sehat dan berkesadaran risiko. Sebagai Universitas Islam Terbaik yang berorientasi pada pembentukan kader pemimpin umat, UNIDA Gontor terus berupaya menghadirkan kegiatan edukatif yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan, nilai keislaman, dan keterampilan praktis.
Kegiatan ditutup dengan pesan peneguhan dari para narasumber. Prof. Qomariyatus mengingatkan bahwa budaya keselamatan tidak dapat dibangun secara instan, melainkan melalui proses panjang yang dihidupkan dalam kebiasaan baik yang konsisten. Sementara itu, Dr. Lubna menekankan bahwa pekerja yang sehat dan terlindungi dari risiko kecelakaan merupakan aset strategis bagi keberlanjutan organisasi. Melalui agenda ini, UNIDA Gontor berharap lahir generasi muda yang lebih siap, peduli, dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip K3 di berbagai bidang profesi yang akan mereka tekuni di masa depan.
Redaksi: Aisy Rahmania
Editor : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit






