UNIDA Gontor – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) resmi dikukuhkan 2017. Meski sebelumnya sudah ada lembaga yang mengurusi itu sejak dahulu.
Fungsi terbaru organisasi ini, adalah pemisahan akad. Serta dana keuangan yang disetor para calon peserta Haji. Badan ini juga diaudit oleh BPK setiap tahun. Karena badan ini juga berupaya meningkatkan kualitas pelaksanaan ibadah haji. Dari sisi tenda, makanan, serta sistem subsidi. Termasuk juga efisiensi dalam biaya haji yang perlu dibayarkan.
BPKH juga mengelola keuangan tersebut dengan prinsip syariah. Terakhir, BPKH mengelola 174 triliun. Hasil dan manfaat mencapai 11,56 triliun rupiah.
Dana haji memang perlu diinvestasikan. Bayangkan: jika saat ini calon jamaah menyetor 25 juta. Dikalikan jumlahnya. Tentu ada sejumlah uang yang ‘berhenti’. Padahal, biaya haji semakin tahun semakin tinggi.
Dari sisi alur, biaya yang disetor oleh jamaah tidak langsung ke BPKH. Melainkan ke 30 bank yang ditunjuk. Sebagian juga masih konvensional. Daripada itu, BPKH berperan dalam mengelola serta memastikan prinsip syariah dalam pengelolaannya.
Saat ini, komposisi dana sejumlah 78% diinvestasikan dalam berbagai bentuk. Termasuk juga diinvestasikan di bank syariah, emas, maupun surat berharga (sukuk). Besaran biaya haji dibandung subsidi serta biaya yang dibayarkan oleh jama’ah cukup variatif. Karena kenaikan biaya haji tahun ini naik hingga 97 juta. Sebelum itu, hanya 68 jutaan. Subsidi mencapai 60%. Ini saat masa pasca Covid. Dengan berbagai regulasi baru Arab Saudi.
Hal ini tentu memicu pemberitaan negatif. Akhirnya, upaya BPKH dan pemerintah bisa menurunkan biaya tersebut. 221ribu jamaah baru bisa berangkat tahun ini. Sedangkan 5,5 juta jamaah masih menunggu.
Soal kuota haji, ditentukan oleh DPR dan negara. Dalam hal ini, BPKH hanya memberikan rekomendasi terkait keuangan haji. Termasuk sustainability, dan risiko kenaikan biaya haji.
Nurul Qayyimah, pemateri BPKH, menyatakan saat ini BPKH berhasil membentuk anak usaha di Saudi Arabia. Yakni bank Muamalat. Dengan saham sebanyak 50an persen. Selain itu, ada pula BPKH Limited. Perusahaan ini bergerak di Arab Saudi dalam fungsi strategis. Di antaranya, berhasil memfasilitasi pendirian BSI di Arab Saudi.
Tahun 2025 ini, BPKH berhasil mensuplai bumbu Nusantara yang melayani tenda jamaah Indonesia. Sejumlah 600 ton. Termasuk memiliki 4 Kitchen di Makkah dan Madinah. Serta 9 hotel. Dan 90 bus untuk jamaah haji. Karena 40 harian di sana, membutuhkan penyesuaian rasa. Tahun ini adalah debut pertama kami. Salah satu kesulitan memang juga suasana di saat haji. Apalagi untuk distribusi catering.
3 hari makanan pada masa Wukuf, seringkali membutuhkan strategi distribusi. Seluruh transport di Arab Saudi diberhentikan. Risiko bisnis pada masa itu sangat tinggi. Dalam masa itu, 20 ribu jamaah yang tahun ini belum menerima jatah ready to eat meal masa itu, diberi kompensasi berupa uang.
Tantangan mendatang adalah pendirian BPH. Badan Pengelola Haji. Ada satu yang bisa kita kolaborasi. Kami mengenalkan program kemaslahatan. Karena BPKH bukan hanya mengelola setoran haji. Tetapi juga dana abadi umat. Yakni hasil usaha efisiensi dari penyelenggaraan ibadah haji.
Dana ini, akhirnya ‘tidak diketahui milik siapa’. Akhirnya diputuskan menjadi semacam CSR. Ada sekitar beberapa trilyun. Dengan manfaat 700an milyar setahun. Yang disalurkan oleh BPKH. Dalam hal ini, ada 7 asnaf yang bisa dibantu. Selain untuk pembangunan infrastruktur penyelenggaraan haji, kami juga memberikan untuk ranah pendidikan dan beasiswa.
Ada khusus beasiswa haji. Kami sudah bekerja sama dengan 100-an universitas. Setiap mahasiswa bisa menerima 6 juta dalam setahun. Mekanisme diatur oleh sistem Learning Management.
Isu dari bapak Rektor, yakni membiayai mahasiswa asing. Hal ini bisa dibiayai dengan skema tersebut.
Selain itu, BPKH berhasil mendirikan Rumah Sakit Mata di Banten. Gratis untuk dhuafa’. Ini untuk bidang kesehatan. Ada juga untuk sosial keagamaan, ekonomi umat, dan tanggap bencana.
Pembangunan RS tersebut melalui skema sukuk link wakaf. Bukan memberikan langsung dananya. Melalui terobosan ini, skema kami cukup banyak ditiru oleh lembaga lain.
Kami juga mengadakan bantuan arus balik gratis. Agar mengurangi kesulitan dalam transportasi dan mengurai kemacetan. Bantuan ekonomi umat, kami berdayakan masyarakat melalui kegiatan penggemukan sapi serta ternak lainnya.
Kantor BPKH juga menerima mahasiswa untuk magang. Tidak haru dengan program Kampus Merdeka. Seluruh program bisa menyerap hampir dua ratus mahasiswa. Denga UI, UIN sebagai peserta terbanyak. Kriteria magang, minimal semester 7. Semua jurusan. Dan berpeluang mendapatkan uang saku.
Selain magang, ada juga pelatihan. Dosen bisa diutus oleh kampus mengikuti kegiatan di sana. Termasuk terbuka untuk penelitian kolaboratif dalam pengambilan data. Harapan ke depan, UNIDA Gontor dapat berkolaborasi bersama. Sesi tersebut ditutup dengan bertukar kenang-kenangan dan foto.
Redaksi: Muhammad Taqiyuddin
Editor: Rifki Aulia