Mubarok adalah semacam perkumpulan pensiunan pejabat berpengaruh di Malaysia. Kali ini, UNIDA Gontor kedatangan tamu tersebut. Sejumlah 5 tamu dan 1 staf-nya tiba di UNIDA pada Senin sore lalu.
Selasa pagi ini, semuanya disambut oleh Presiden UNIDA Gontor, Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A di ruang Rektor UNIDA Gontor.
Karena Prof. Amal juga merupakan alumni Malaysia, beliau berbincang hangat dengan kesemuanya. Para tamu juga berbincang dengan berbagai bahasa. Terkadang dengan bahasa Arab, Inggris, maupun Melayu.
Masalah yang dibincangkan adalah seputar kajian keilmuan pendidikan tinggi Islam. Beberapa referensi yang juga kita kaji di sini, dapat menjadi bahan perbincangan menarik. Seperti Prof. Syed Muhammad Naquib Al Attas, Prof. Ismail Raji Al Faruqi, bahkan juga Prof Syed Hussein Al Attas.
Selain itu, beliau juga berbincang tentang hubungan Gontor dengan pemerintahan Malaysia. Yakni, saat era Mahathir. Demikian pula dengan era Anwar Ibrahim.
Sejenak kemudian, Prof. Hamid tiba. Beliau juga menyambung pembicaraan dengan bahasa Melayu. Dinamika politik Indonesia Malaysia juga dibicarakan dengan santai.
Pembicaraan juga membahas peringatan 100 tahun Gontor. Yang berencana mengundang beberapa petinggi Malaysia baik di Pemerintahan maupun Akademisi.
Pembicaraan lainnya adalah tentang peningkatan peran alumni pendidikan menengah. Para tamu mengapresiasi tentang keberadaan alumni dan ukhuwahnya.
Prof. Hamid dan Prof. Amal bahkan menyatakan, ada beberapa ciri khas alumni jika bertemu satu sama lain. Ada ‘password’ seperti: ‘dulu di rayon mana?’ atau ‘siapa wali kelasnya?’, ‘anta min Ma’had?’ dan lainnya. Saat era Presiden SBY berkunjung ke Mesir dan membawa serta ketua ormas dan pejabat. Ketua PP Muhammadiyah adalah Prof. Dr. Din Syamsuddin. Ketua PBNU kala itu KH Hasyim Muzadi. Keduanya ternyata alumni Gontor.
Selain itu, dibicarakan pula situasi akademik di kurun tahun ini. Seperti banyaknya mahasiswa Indonesia yang studi ke Malaysia maupun sebaliknya.