UNIDA Gontor – Microteaching menjadi salah satu agenda penting dalam program Arabic Language Teaching & Training Darul Qur’an MAIK Malaysia yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) UNIDA Gontor. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Rabu–Kamis, 19–20 November 2025, bertempat di Hall Unida Inn, dan menghadirkan suasana pembelajaran intensif yang mencerminkan tradisi pengajaran bahasa Arab ala Gontor.
Program pelatihan ini dirancang untuk memperkenalkan secara langsung model dan strategi pengajaran khas Gontor, mulai dari penggunaan bahasa Arab secara penuh di dalam kelas, kedisiplinan dalam tahapan mengajar, hingga pendekatan pembelajaran yang menekankan interaksi aktif antara pengajar dan pelajar. Sebagai salah satu Universitas Islam Terbaik di Indonesia, UNIDA Gontor berupaya menghadirkan standar pelatihan yang komprehensif agar para peserta mampu menguasai keterampilan mengajar secara teoritis maupun praktis.

Microteaching diikuti oleh dua peserta utusan DQ MAIK Malaysia, yakni Wan Muhammad Arham bin Wan Mohd Nizam dan Wan Muhammad Abdullah bin Wan Ibrahim. Keduanya telah menjalani pembekalan intensif hampir dua bulan, meliputi metodologi pengajaran, praktik berbahasa Arab sebagai bahasa pengantar utama, serta manajemen kelas berbasis standar Gontor. Dalam sesi microteaching, mereka didampingi oleh dosen dan pengajar senior UNIDA Gontor yang bertindak sebagai penilai sekaligus pembimbing.
Untuk menghadirkan suasana kelas yang sesungguhnya, mahasiswa UNIDA Gontor semester 2 dan 4 dilibatkan sebagai pelajar. Kehadiran mereka tidak hanya mendukung kelancaran kegiatan, tetapi juga memberikan pengalaman langsung bagi peserta untuk mengelola kelas, menjaga alur penyampaian materi, serta membangun komunikasi dua arah yang efektif. Setiap sesi microteaching berlangsung selama 45–50 menit dengan empat mata pelajaran inti, yaitu Al-Qur’an, Qiroat, Nahwu, dan Mutholaah, yang dilaksanakan dalam dua sesi per hari.

Setelah pembelajaran, kegiatan dilanjutkan dengan sesi evaluasi dan refleksi. Para dosen memberikan umpan balik terkait teknik membuka pelajaran, penyampaian materi, penggunaan bahasa Arab, pengelolaan kelas, hingga penutup dan evaluasi. Peserta juga diajak untuk menilai kembali kemampuan diri agar dapat terus meningkatkan kualitas mengajar mereka. Pada tahap ini, diterapkan pendekatan full Arabic tanpa terjemahan sebagai karakteristik utama metode Gontor, sehingga peserta benar-benar terlatih menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi dan pengantar pembelajaran.
Pelaksanaan microteaching ini menjadi puncak rangkaian program Arabic Language Teaching & Training sebelum peserta mengikuti uji publik mengajar di DQ MAIK Malaysia. Melalui kegiatan ini, UNIDA Gontor memperkuat komitmennya dalam pengembangan keilmuan, dakwah, dan pengabdian masyarakat di tingkat internasional. Langkah strategis ini sekaligus mengukuhkan posisi UNIDA Gontor sebagai Universitas Islam Terbaik yang konsisten menyebarkan standar pengajaran bahasa Arab yang komunikatif, menyenangkan, dan berkarakter.
Redaksi: Faricha Nailun Ni’mah
Editor : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit






