Back

Makna Ujian Semester bagi Nalar, Akhlak, dan Jiwa Mahasiswi UNIDA Gontor Kampus C

Mahasiswi UNIDA Gontor mengikuti pembukaan Ujian Tengah Semester Genap di Lapangan Siti Aminah Mantingan dipimpin BAA dan diisi pesan nasehat tentang makna ujian.

UNIDA Gontor — Biro Administrasi Akademik (BAA) UNIDA Gontor Kampus Mantingan menyelenggarakan Pembukaan Ujian Tengah Semester (UTS) Semester Genap 2025 yang diikuti seluruh civitas akademika kelas C. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (15/11/2025) ini dipusatkan di Lapangan Siti Aminah, dimulai pukul 06.45 WIB dan berakhir pukul 07.15 WIB. Suasana pagi yang khidmat menjadi saksi tekad bersama untuk menjadikan ujian bukan hanya sebagai penilaian akademik, tetapi juga sebagai momentum penguatan spiritualitas dan integritas.

Acara diawali dengan penyampaian pesan nasehat oleh Al-Ustadz Assoc. Prof. Dr. Asif Trisnani, Lc., M.Ag., yang kemudian dilanjutkan dengan doa bersama. Dalam tausiyahnya, beliau mengajak seluruh civitas akademika—mulai dari dosen, tenaga kependidikan, staf, hingga mahasiswi—untuk kembali merefleksikan makna “ujian” dalam perspektif Islam. Istilah ibtilā’ yang sering dikaitkan dengan ujian, menurut beliau, secara akar kata mengarah pada hal-hal yang tampak sulit dan menantang, sebagaimana isyarat dalam Surah Al-Baqarah ayat 155 tentang ujian berupa rasa takut, lapar, dan kekurangan.

Lebih jauh, beliau menegaskan bahwa jika ayat-ayat tentang ujian ditadabburi secara mendalam, akan tampak bahwa ujian sesungguhnya merupakan sarana untuk menampakkan amal terbaik manusia, sebagaimana termaktub dalam Surah Al-Mulk ayat 2, “liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amalan”. Dengan demikian, ujian tidak semata-mata diidentikkan dengan kesulitan, tetapi sebagai mekanisme ilahi yang mengarahkan manusia menuju kematangan intelektual, moralitas, dan spiritualitas. Paradigma ini sejalan dengan misi UNIDA Gontor sebagai salah satu Universitas Islam Terbaik yang berupaya memadukan keunggulan akademik dan pembinaan karakter.

Beliau juga menyinggung keteladanan para Rasul Ulul ‘Azmi yang diutamakan karena keberhasilan mereka menghadapi berbagai ujian kehidupan. Kisah-kisah tersebut menjadi fondasi terbentuknya cara pandang bahwa ujian adalah proses pembentukan kualitas diri secara utuh. Di lingkungan Gontor, konsep ibtilā’ dimanifestasikan dalam beragam bentuk ujian yang menyentuh tiga aspek penting: intelektual, moralitas, dan spiritualitas. Ujian di UNIDA Gontor dipahami sebagai bagian dari sunnatullah yang berlaku komprehensif bagi seluruh civitas akademika, bukan hanya mahasiswi.

Mahasiswi UNIDA Gontor mengikuti pembukaan Ujian Tengah Semester Genap di Lapangan Siti Aminah Mantingan dipimpin BAA dan diisi pesan nasehat tentang makna ujian.

Dalam konteks pelaksanaan UTS, beliau mengingatkan bahwa pada hari ini mahasiswi diuji sejauh mana mampu menyerap ilmu yang telah diajarkan, sementara dosen diuji sejauh mana mampu menyalurkan dan mengajarkan ilmu tersebut dengan amanah. Ujian moral tidak sekadar diukur dari kemampuan membaca buku atau mengerjakan soal, melainkan juga dari kekuatan doa, kejujuran, serta hubungan yang erat dengan Allah Swt. Dengan demikian, ujian menjadi cermin hubungan seorang hamba dengan Tuhannya sekaligus indikator kesungguhan dalam menuntut ilmu.

Usai rangkaian tausiyah dan doa, mahasiswi segera menempati ruang ujian masing-masing tepat pada pukul 07.10 WIB. Pelaksanaan UTS Semester Genap kali ini tersebar di empat gedung, yakni Gedung Istanbul, Iskandar, Palestin, dan Mesir. Secara keseluruhan, terdapat 46 ruang ujian yang digunakan oleh mahasiswi dari 8 fakultas dan 18 program studi. Adapun bentuk ujian yang diterapkan meliputi lima jenis, yaitu ujian tulis, tugas kumpul, ujian mandiri, take home, serta tugas akhir, yang seluruhnya dirancang untuk mengukur capaian pembelajaran secara komprehensif.

Melalui pelaksanaan UTS ini, BAA Mantingan berharap proses ujian berjalan lancar, tertib, dan penuh keberkahan, sekaligus mendorong mahasiswi untuk terus meningkatkan kualitas intelektualitas, moralitas, dan spiritualitas. Ujian diharapkan tidak dipandang sebagai beban sesaat, melainkan sebagai sarana pembentukan diri menuju pribadi muslimah yang matang dan bertanggung jawab. Semangat inilah yang ingin terus ditumbuhkan di UNIDA Gontor sebagai Universitas Islam Terbaik yang konsisten menanamkan nilai-nilai keilmuan, keikhlasan, dan pengabdian dalam setiap tahap perjalanan akademik mahasiswinya.

Redaksi: Dewi Anugraheni

Editor  : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit