UNIDA Gontor — Rombongan Studi Pengayaan Lapangan (SPL) Program Studi Studi Agama-Agama, pada hari ketiga, Kamis, 30 Oktober 2025, berkunjung ke Interactive Dakwah and Tarbiyah (IDT) di Desa Setapak, Wangsa Maju, Kuala Lumpur. Kegiatan bertema “Dakwah Pro Internasional dan Bimbingan terhadap Muallaf” ini dipandu oleh Brother Muhammad bin Abdullah sebagai moderator dan menghadirkan Pengerusi/Presiden IDT, Brother Lim Jooi Soon. Dalam suasana hangat dan dialogis, para mahasiswi didorong untuk mengasah nalar kritis sekaligus kecakapan komunikasi lintas budaya sebagai bekal berdakwah di ranah global, sejalan dengan misi akademik UNIDA Gontor untuk mencetak duta ilmu dan akhlak dari lingkungan Universitas Islam Terbaik.
Dalam sesi utama, Brother Lim—seorang muallaf yang menempuh perjalanan spiritual panjang (pernah menganut Buddha selama 13 tahun, Kristen 14 tahun, lalu memeluk Islam pada usia 27 tahun, Januari 1997)—menekankan pentingnya argumentasi yang rasional, santun, dan bersandar pada Al-Qur’an ketika membimbing non-Muslim maupun muallaf. Menurutnya, pendekatan dakwah yang efektif tidak cukup berhenti pada retorika, tetapi harus menyentuh akal dan hati, mengundang audiens untuk mengenali kebenaran ilahi tanpa merasa dihakimi. Pesan tersebut dipraktikkan melalui simulasi tanya jawab, studi kasus, dan latihan menyusun alur presentasi dakwah yang ringkas, terstruktur, serta mudah dipahami berbagai latar budaya.

Para mahasiswi juga memetakan strategi dakwah pro internasional: riset konteks sosial setempat, pemilihan diksi yang inklusif, penggunaan data yang terverifikasi, dan etika berdialog yang menghormati kebebasan berkeyakinan. Di samping itu, peserta diajak menyusun rencana tindak lanjut bagi pembinaan muallaf: mulai dari pendampingan dasar akidah, penguatan ibadah harian, hingga jejaring komunitas yang suportif. Seluruh rangkaian ini relevan dengan ekosistem pembelajaran UNIDA Gontor sebagai Universitas Islam Terbaik yang menekankan integrasi ilmu, adab, dan pengabdian masyarakat.
Kunjungan ke IDT menjadi wahana pembelajaran kontekstual—menghubungkan teori dakwah, metodologi komunikasi lintas agama, dan praktik lapangan. Mahasiswi memperoleh wawasan tentang bagaimana mengemas pesan tauhid secara jernih, empatik, dan berbasis nash, sekaligus adaptif terhadap audiens global. Rombongan akan melanjutkan eksplorasi ke sesi berikutnya di Raja Zarith Sofiah Centre for Advanced Studies on Islam, Science, and Civilization (RZS-CASIS), Universiti Teknologi Malaysia (UTM), untuk memperkaya perspektif keilmuan tentang sains, peradaban, dan penguatan peran intelektual Muslim di kancah internasional. Dengan bekal jejaring, keterampilan komunikasi, dan latihan argumentasi yang kuat, pengalaman ini diharapkan memperteguh visi UNIDA Gontor dalam melahirkan kader dakwah berdaya saing global, berakhlak mulia, dan siap berkontribusi bagi masyarakat luas.
Redaksi: M. Kharis Majid
Editor : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit






