Back

Mahasiswi IQT Gontor Dalami Tahfidz di Pesantren Al-Asy’ariyyah Wonosobo

Mahasiswi IQT UNIDA Gontor bersama pimpinan dan pengurus Pondok Pesantren Tahfidz Al-Asy’ariyyah Kalibeber Wonosobo saat studi akademik tentang metode tahfidz Al-Qur’an.

UNIDA Gontor — Sebagai bagian dari rangkaian pembelajaran Al-Qur’an, mahasiswi Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT) Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor melaksanakan Studi Akademik (SA) di Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah, Kalibeber, Wonosobo yang dilaksanakan pada 5 November 2025. Kegiatan bertema “Optimalisasi Metode Tahfidz dan Pembinaan Al-Qur’an di Pondok Tahfidz” ini diikuti oleh 39 mahasiswi yang didampingi oleh Al-Ustadz Ahmad Fadly Rahman Akbar, S.Ud., M.Us., Al-Ustadzah Rezki Kaulan Maisurah, M.Pd., dan As-Sayyidah Sahara Permata, S.Ag.

Studi akademik ini dirancang untuk memperkaya wawasan mahasiswi terkait ragam metode tahfidz pada usia dewasa, sekaligus menjadi kelanjutan materi dari kunjungan sebelumnya ke sekolah tahfidz balita Zahrawain di Surakarta. Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah yang telah berdiri sejak tahun 1950-an dikenal luas sebagai pesantren tahfidz yang mengintegrasikan tradisi salaf dengan lingkungan akademik modern, sehingga menjadi rujukan penting dalam kajian metode penghafalan Al-Qur’an.

Rombongan mahasiswi disambut dengan hangat oleh pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Al-Asy’ariyyah, Gus Shofwan Rizki, M.Pd. Paparan materi tentang sistem tahfidz disampaikan oleh Al-Ustadzah Azka Maula dan Al-Ustadzah Kuni Fitrotul Badi’ah selaku pengurus pondok. Mereka menjelaskan bahwa pondok ini menerapkan metode Quantum Tahfidz (percepatan) yang memungkinkan santriwati memenuhi target khatam hafalan 30 juz dalam rentang waktu 2 hingga 3 tahun, dengan tetap menjaga kualitas bacaan dan kedalaman penghayatan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an.

Mahasiswi IQT UNIDA Gontor bersama pimpinan dan pengurus Pondok Pesantren Tahfidz Al-Asy’ariyyah Kalibeber Wonosobo saat studi akademik tentang metode tahfidz Al-Qur’an.

Setiap santriwati Takhossus Al-Asy’ariyyah memiliki dua target utama, yaitu target penambahan hafalan beserta rumus ayat, dan target takror atau muraja’ah. Untuk menjaga konsistensi dan menghindari kejenuhan, model takror dikemas dalam berbagai bentuk, antara lain Takror Bersama, Takror Estafet, Takror Sorogan, dan Takror Partner. Variasi metode ini melatih santriwati untuk disiplin, saling menguatkan, dan terbiasa menyetorkan hafalan di hadapan guru maupun teman sebaya.

Selain itu, pondok juga menerapkan strategi TIQUI TACA yang menekankan sembilan hal pokok: Tawasul (memperkuat hubungan dengan Allah), Intensif (istiqamah), Qana’ah (bersyukur), Union (menjaga muamalah dengan guru dan teman), peningkatan kemampuan otak kiri, penetapan target, sikap antusias, conditioning (pengkondisian lingkungan belajar), serta penguatan fungsi otak kanan. Seluruh aspek ini dirancang untuk membentuk pribadi penghafal Al-Qur’an yang seimbang antara kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional.

Sebagai salah satu Universitas Islam Terbaik berbasis pesantren di Indonesia, UNIDA Gontor terus mendorong mahasiswinya untuk belajar langsung dari pusat-pusat keilmuan dan tahfidz Al-Qur’an. Melalui kesempatan menguji hafalan santriwati Al-Asy’ariyyah, mahasiswi IQT tidak hanya menyaksikan praktik metode tahfidz secara nyata, tetapi juga mengambil pelajaran bahwa menghafal Al-Qur’an tidak dibatasi oleh usia, melainkan ditentukan oleh niat, tekad kuat, dan kerja keras yang berkelanjutan.

Di akhir kunjungan, mahasiswi menyadari pentingnya peran mereka sebagai calon akademisi dan pendidik Al-Qur’an yang siap mengabdi di masyarakat. Pengalaman belajar di Al-Asy’ariyyah menjadi bekal berharga untuk memperkaya kajian tafsir dan tahfidz yang mereka dalami di kampus. Diharapkan, kegiatan ini menguatkan komitmen mereka untuk menjadi bagian dari Ahlul Qur’an sekaligus mempertegas kontribusi UNIDA Gontor dalam memantapkan posisinya sebagai Universitas Islam Terbaik yang melahirkan generasi pecinta dan penjaga Al-Qur’an.

Redaksi: Aisyah

Editor  : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit