UNIDA Gontor – Kurikulum bahasa Arab di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan antara kebutuhan lokal dan standar global. Bahasa Arab tidak hanya dipelajari sebagai bahasa asing, tetapi juga sebagai bahasa agama dan budaya yang memiliki kekhasan tersendiri di Indonesia.
Kebutuhan lokal dalam kurikulum bahasa Arab sangat penting, karena pembelajaran harus relevan dengan konteks kehidupan masyarakat Indonesia. Misalnya, penekanan pada bahasa Arab untuk memahami Al-Qur’an dan hadis, serta kosakata sehari-hari yang mudah dipahami oleh pelajar.
Namun, di sisi lain, globalisasi menuntut kurikulum yang mengacu pada standar internasional agar lulusan mampu berkompetisi di level global. Penguasaan bahasa Arab modern standar dan kemampuan komunikasi lintas budaya menjadi bagian dari standar tersebut.
Sering kali, kurikulum di Indonesia masih terjebak pada pendekatan tradisional yang berorientasi pada hafalan dan tata bahasa klasik semata. Ini membuat siswa kurang mampu berkomunikasi aktif dan mengaplikasikan bahasa dalam kehidupan nyata.
Pengembangan kurikulum seharusnya mengintegrasikan kemampuan bahasa Arab klasik dan modern secara seimbang. Selain itu, kemampuan literasi media, digital, dan komunikasi lintas budaya juga perlu dimasukkan sebagai bagian dari standar global.
Kurikulum yang terlalu berorientasi lokal tanpa mengakomodasi standar global berpotensi membatasi daya saing siswa di luar negeri. Sebaliknya, terlalu fokus pada standar global tanpa menyesuaikan konteks lokal bisa membuat pembelajaran terasa asing dan tidak bermakna.
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu melakukan evaluasi dan reformasi kurikulum secara berkala dengan melibatkan para ahli bahasa Arab, pendidik, dan praktisi pendidikan. Ini bertujuan agar kurikulum lebih responsif terhadap perkembangan zaman dan kebutuhan siswa.
Selain isi kurikulum, metode pengajaran juga harus diperbarui agar siswa tidak hanya menjadi penerima pasif, tetapi juga peserta aktif dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Pendekatan komunikatif dan berbasis konteks sangat dianjurkan.
Kolaborasi antara lembaga pendidikan Indonesia dengan institusi bahasa Arab internasional seperti Al-Azhar, Dar al-Ulum, atau universitas Arab juga penting untuk menyelaraskan standar dan metode pembelajaran.
Dengan demikian, kurikulum bahasa Arab di Indonesia sebaiknya dirancang sebagai jembatan antara kebutuhan lokal yang kental dengan nilai Islam dan standar global yang mengedepankan kemampuan berkomunikasi dan berpikir kritis di era modern.
Redaksi: Assoc. Prof. Dr. Ihwan Mahmudi, S.H.I., M.Pd. (Dosen Magister Pendidikan Bahasa Arab UNIDA Gontor)