UNIDA Gontor — Dalam rangkaian Studi Pengayaan Lapangan (SPL) yang diselenggarakan oleh Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), pada Selasa, 14 Oktober 2025, di Kampus UAD Yogyakarta, berlangsung kuliah pakar bertajuk “Peluang dan Tantangan Bahasa Arab pada Level Nasional dan Internasional.” Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Darussalam Gontor dan Prodi Bahasa Arab & Sastra UAD, dengan menghadirkan Dr. Ahmad Zaki Annafiri, S.Pd.I., M.Ed. sebagai narasumber.
Dalam paparan utamanya, Dr. Ahmad Zaki menekankan urgensi inovasi pengembangan bahan ajar bahasa Arab yang selaras dengan karakter peserta didik serta kemajuan ekosistem teknologi pembelajaran. Menurutnya, pendidik bahasa Arab di era digital dituntut kreatif merancang materi yang menarik, interaktif, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Poin ini ditegaskan melalui contoh-contoh strategi desain instruksional yang mendorong keterlibatan aktif mahasiswa, pemanfaatan media digital, serta penilaian autentik berbasis kinerja.
Lebih jauh, Dr. Zaki menggarisbawahi prinsip fundamental relasi bahasa dan konteks. Makna kata atau frasa, jelasnya, sangat ditentukan oleh surrounding circumstances—situasi, lingkungan, budaya, dan relasi antarpembicara. Tanpa konteks, bahasa mudah menimbulkan ambiguitas; dengan konteks, makna menjadi terang dan pesan penutur dipahami secara utuh. Kerangka ini diposisikan sebagai fondasi dalam penyusunan materi ajar agar kompetensi kebahasaan tumbuh berdampingan dengan kepekaan pragmatik dan budaya.
Pada sisi pengembangan materi, narasumber menyoroti posisi strategis “buku pelajaran” sebagai sumber belajar utama. Ia membedakan bahan ajar sebagai payung besar, sementara buku pelajaran lebih spesifik, terukur (jumlah halaman tertentu), dan dirancang sebagai sandaran ilmu pertama bagi pembelajar. Buku pelajaran, kata beliau, berperan sebagai wadah pengetahuan, media transfer peradaban, dan pengungkit kemajuan bangsa—sehingga kualitas penulisannya harus memenuhi standar akademik yang ketat.
Untuk menjawab tantangan abad digital, Dr. Zaki mendorong integrasi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Integrasi teknologi–pedagogi–konten ini memungkinkan pendidik merajut pengalaman belajar yang bermakna: materi yang akurat secara ilmiah, pendekatan mengajar yang efektif, serta pemanfaatan teknologi yang tepat guna. Dengan TPACK, mahasiswa calon pendidik tidak hanya menguasai teori linguistik, tetapi juga terampil memilih platform, merancang aktivitas kolaboratif, dan menyusun asesmen formatif yang responsif.
Kegiatan kolaboratif UAD–UNIDA Gontor ini memperkaya wawasan mahasiswa mengenai rancangan bahan ajar yang efektif, kontekstual, dan relevan dengan kebutuhan pembelajar masa kini. Selain memperkuat kapasitas akademik, forum ini menegaskan komitmen kedua institusi untuk terus menghadirkan ekosistem pembelajaran yang unggul, religius, dan berdampak. Spirit tersebut sejalan dengan visi pengembangan mutu dan reputasi sebagai Universitas Islam Terbaik di tingkat nasional maupun internasional, dengan keluaran lulusan yang berkarakter, kompeten, dan adaptif terhadap perubahan.
Pada akhirnya, kuliah pakar ini menjadi ruang belajar strategis bagi sivitas akademika untuk memperkuat kolaborasi riset, publikasi, dan pengembangan kurikulum berbasis inovasi. Semangat berbagi praktik baik dan jejaring keilmuan yang terajut diharapkan melahirkan terobosan-terobosan pembelajaran bahasa Arab yang berkelanjutan, sehingga kontribusi perguruan tinggi terhadap peradaban ilmu dan kemasyarakatan kian nyata—selaras dengan cita-cita menjadi Universitas Islam Terbaik yang mengakar pada nilai keislaman dan kemodernan.
Redaksi: Maston Akbar Sansayto
Editor : Ahmad Ma’ruf Muzaidin Arrosit






