Back

Khutbatul Arsy UNIDA Gontor 2025: Aba-Aba Perjuangan Akademik dan Moral

KA UNIDA Gontor

UNIDA Gontor – Pagi itu, Sabtu (06/05/2025), langit Ponorogo bersih meski sedikit berawan. Lapangan Hijau Kampus Pusat Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor dipenuhi ribuan mahasiswa, dosen, dan civitas akademika yang berdiri dalam barisan teratur. Apel Tahunan Khutbatu-l-‘Arsy kembali digelar, menandai dimulainya tahun akademik baru. Namun, lebih dari sekadar seremoni, inilah momen penting yang menyatukan ruh, arah, dan tekad perjuangan intelektual-spiritual di lingkungan perguruan tinggi pesantren ini.

Di tengah barisan, mahasiswa baru tampak mengenakan seragam fakultas dengan raut wajah penuh antusias sekaligus gugup. Mereka menyimak rangkaian acara, dari pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, hingga pidato utama yang ditunggu-tunggu. Apel tahunan ini adalah pengalaman pertama mereka menyentuh denyut tradisi intelektual dan spiritual khas Gontor.

“Apel tahunan ini penting di saat nurani kemanusiaan dan akhlak sedang genting,” tegas Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A. selaku Presiden UNIDA Gontor dan inspektur upacara dalam pidatonya..

Khutbatu-l-‘Arsy yang berarti “Pidato Tahta” bukan hanya penanda dimulainya perkuliahan, tapi juga fondasi nilai dan arah pendidikan setahun ke depan. Di UNIDA Gontor, ilmu bukan hanya dikumpulkan, tetapi juga dipertanggungjawabkan. Pendidikan berarti pembentukan karakter, bukan hanya pencapaian akademik. Sejak awal, mahasiswa diajak untuk menata niat, menyadari bahwa mereka sedang menempuh jalan perjuangan, bukan sekadar studi.

Lapangan yang luas itu berubah menjadi ruang transformasi tempat nilai-nilai pondok diwariskan. Suasana berlangsung khidmat, tertib, dan penuh wibawa. Tidak hanya pidato, parade barisan prodi, pertunjukan seni mahasiswa, dan barisan organisasi kampus juga menjadi bagian tak terpisahkan dari prosesi ini. Kedisiplinan dan kekompakan menjadi potret nyata dari sistem kepesantrenan yang telah mengakar kuat di UNIDA Gontor.Dengan lebih dari 1.000 peserta yang hadir, apel ini menjadi gambaran nyata bagaimana  nilai, struktur, dan semangat menyatu dalam sistem pendidikan pesantren modern.

“Kesalihan bukan hanya keilmuan, itu adalah tanggung jawab yang berat,” ujar Prof. Amal, mengingatkan mahasiswa akan tanggung jawab moral yang melekat pada setiap insan akademik.

Apel ini bukan seremoni kosong. Ia adalah aba-aba perjuangan. Di sinilah para mahasiswa ditempa untuk menjadi pemimpin umat yang kuat dalam ilmu, tangguh dalam akhlak, dan siap berjihad di jalan kebaikan. “Umur bisa tua, tapi mengemban amanah tidak mengenal umur,” ujar Prof. Amal di akhir pidatonya, sebuah kalimat yang mengendap dalam benak banyak orang hari itu. Di UNIDA Gontor, pendidikan adalah jihad. Dan Khutbatu-l-‘Arsy adalah titik tolaknya.

 Di Gontor, pendidikan dimulai dengan tekad dan niat yang lurus dan Khutbatu-l-‘Arsy adalah awal dari semua itu.


Oleh     : Muhammad Abbas Al Badawi

Editor   : Rifki Aulia