Back

Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran Bahasa Arab: Peluang dan Risiko

Dr. Moh. Ismail, S.Pd.I., M.Pd.I

UNIDA Gontor – Integrasi teknologi dalam pembelajaran bahasa Arab menjadi keniscayaan di era digital. Dengan hadirnya berbagai aplikasi, platform e-learning, dan media sosial, proses belajar-mengajar menjadi lebih dinamis dan menarik. Teknologi menawarkan berbagai peluang dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas pembelajaran bahasa.

Salah satu peluang terbesar adalah kemudahan akses terhadap materi. Mahasiswa dapat belajar melalui video interaktif, kamus digital, latihan daring, dan forum diskusi berbasis teks Arab. Ini memungkinkan proses belajar tidak hanya terjadi di kelas, tetapi juga di luar jam pelajaran.

Teknologi juga memfasilitasi personalisasi pembelajaran. Dengan platform seperti Duolingo, Memrise, atau Quran Companion, siswa bisa belajar sesuai level dan kecepatan masing-masing. Guru juga dapat memantau perkembangan siswa melalui fitur pelaporan.

Namun, teknologi tidak selalu membawa dampak positif. Ada risiko terjadinya ketergantungan terhadap alat bantu tanpa pemahaman mendalam. Misalnya, siswa lebih mengandalkan Google Translate daripada belajar struktur bahasa secara sistematis.

Selain itu, tidak semua aplikasi sesuai dengan kurikulum lokal atau tujuan pembelajaran bahasa Arab yang berbasis keislaman. Banyak aplikasi yang fokus pada bahasa percakapan, namun kurang dalam aspek kebahasaan klasik dan teks keagamaan.

Tantangan lainnya adalah kesenjangan digital. Tidak semua guru dan siswa memiliki akses internet yang memadai atau perangkat yang mendukung pembelajaran daring. Hal ini berpotensi memperlebar kesenjangan dalam kualitas pembelajaran.

Kemampuan guru juga menjadi faktor kunci. Banyak guru bahasa Arab yang belum memiliki keterampilan dalam menggunakan teknologi secara optimal. Pelatihan penggunaan TIK secara berkelanjutan menjadi hal yang mendesak dilakukan.

Teknologi seharusnya menjadi alat bantu, bukan pengganti guru. Oleh karena itu, pendekatan blended learning yang menggabungkan tatap muka dan daring bisa menjadi solusi ideal dalam pembelajaran bahasa Arab saat ini.

Integrasi teknologi harus dilakukan secara bijak dan proporsional. Kurikulum harus mendukung pemanfaatan teknologi secara pedagogis, bukan hanya sekadar tren. Evaluasi juga harus mengukur aspek keterampilan bahasa yang sesungguhnya, bukan hanya skor pada aplikasi.

Dengan perencanaan yang matang dan pelibatan semua pihak, teknologi bisa menjadi sahabat terbaik dalam pembelajaran bahasa Arab. Bukan hanya meningkatkan kemampuan bahasa, tetapi juga membentuk generasi yang melek teknologi dan budaya Arab-Islam.

Redaksi:Dr. Moh. Ismail, S.Pd.I., M.Pd.I. (Dosen Magister Pendidikan Bahasa Arab UNIDA Gontor)