Back

Fakultas Ushuluddin UNIDA Gontor Gelar Workshop Public Speaking untuk Tingkatkan Kemampuan Komunikasi Akademik

Ushuluddin Public Speaking UNIDA Gontor Cover

UNIDA Gontor – Sebagai bentuk pengembangan skill mahasiswa dalam berpresentasi, Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor mengadakan Workshop Public Speaking pada Senin, 13 Oktober 2025. Bertemakan “How to Deliver Academic Speech: Empowering Communication: Transforming Word into Power and Influence” acara ini diadakan di Aula Istanbul Lantai 3 pada pukul 19.15 dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa, dosen, dan staff Fakultas Ushuluddin.

Acara ini dipimpin oleh Laila Puspita (AFI 6) selaku pembawa acara dan dimulai dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh Evy Syariefa Hanes (IQT 2) yang membacakan Surah Al-Mujadalah ayat 11–13. Setelah itu, sambutan disampaikan oleh Al-Ustadz Dr. Hifni Nasif, S.Th.I., M.Ag., yang menekankan pentingnya kemampuan berbicara di depan publik sebagai bagian dari pembentukan karakter mahasiswa Ushuluddin. Ustadz Hifni menegaskan bahwa kemampuan berbicara tidak hanya sebatas keterampilan teknis, tetapi juga merupakan bentuk tanggung jawab moral untuk menyampaikan kebenaran dengan adab dan hikmah.

Dalam sesi selanjutnya, materi pertama disampaikan oleh Al-Ustadz Rizvan Falah Kamil yang mengajakan tentang “From Speech to Influence: Membangun Pengaruh Lewat Kata yang Bernilai,” dan menekankan bahwa public speaking bukan sekadar kemampuan berbicara, melainkan sarana dakwah dan pengaruh sosial yang bernilai. Dalam penyampaiannya, al-Ustadz Rizvan menyoroti bahwa hambatan utama bagi pembicara adalah rasa tidak percaya diri, takut salah, dan takut ditolak audiens. Untuk mengatasinya, Ustadz Rizvan presenter harus memahami landasan Qur’ani dari aktivitas berbicara, sebagaimana dijelaskan dalam QS. At-Taubah ayat 122, yaitu liyatafaqqahu fiddin (mendalami ilmu), liyundziru qoumahum (menyampaikan dengan tujuan yang jelas), dan la’allahum yahzarun (menumbuhkan kesadaran dan perubahan). Metode L.E.R.I (Learn, Experience, Realize, Influence) diperkenalkan dalam pelatihan ini, yaitu penguatan teori, mencoba secara langsung, menyadari potensinya, dan akhirnya mampu memberi pengaruh positif pada audiens. Untuk memperkuat presentasi, PREP Framework (Point, Reason, Example, Point) dibutuhkan sebagai kerangka berbicara efektif dengan menyampaikan inti pesan, memberikan alasan, memperkuat dengan contoh, lalu menutup kembali dengan penegasan poin utama.

Materi kedua disampaikan oleh Al-Ustadz Muhammad Nadhir Ainun. Dalam pemaparannya yang berjudul “Become a Great Public Speaker: Ubah Kata Menjadi Kekuatan, Ubah Bicara Menjadi Pengaruh”, Ustadz Nadhir menjelaskan bahwa teori dan praktik public speaking harus berjalan beriringan. Teori tanpa praktik akan lumpuh, sedangkan praktik tanpa teori akan kehilangan arah. Ustadz Nadhir juga menekankan pentingnya mengatasi rasa takut ketika berbicara di depan umum. Menurutnya, rasa grogi tidak perlu dihilangkan, tetapi cukup dikendalikan melalui pengaturan pernapasan dan penguasaan diri. Konsep 3V (Visual, Vokal, Verbal) diperkenalkan sebagai kunci utama dalam berbicara di depan publik. Aspek visual mencakup bahasa tubuh dan kontak mata, vocal berkaitan dengan intonasi dan kejelasan suara, sedangkan verbal berhubungan dengan pemilihan diksi serta kekuatan pesan yang disampaikan. Ustadz Nadhir juga menambahkan bahwa kekuatan seorang presenter sering kali terletak pada jeda—karena setiap keheningan yang disengaja mampu mempertegas makna dan memberi ruang bagi audiens untuk mencerna pesan. Materi ditutup dengan motivasi bahwa menjadi pembicara hebat bukan soal meniru orang lain, tetapi memahami diri sendiri dan terus berlatih, “Berbedalah, maka engkau akan dikenal,”.

Dalam sesi tanya jawab, para mahasiswa terlihat antusias mengajukan pertanyaan seputar cara mengatasi grogi, perbedaan antara MC dan pembawa acara, serta efektivitas metode latihan public speaking di era digital. Workshop ditutup dengan kesimpulan bahwa kemampuan berbicara di depan publik bukan hanya soal keberanian, tetapi juga tanggung jawab moral untuk menyampaikan kebaikan dengan hikmah. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran mahasiswa bahwa kata memiliki kekuatan, dan bicara yang bernilai dapat menjadi pengaruh besar bagi masyarakat. Secara keseluruhan, workshop ini berjalan lancar dan penuh semangat, mencerminkan komitmen Fakultas Ushuluddin dalam meningkatkan skill mahasiswa dalam berprestasi agar dapat membentuk generasi intelektual muslim yang komunikatif, beradab, dan berpengaruh.

Redaksi: Azka Zakiyah Jauhar Nafisah, Winhanda Zikriannisa Uswatun Hasanah, Nur Alifia Qurratul Aini

Editor: Nindhya Ayomi Delhara