Back

Bahasa Arab dan Literasi Islam: Membangun Generasi Melek Teks Keagamaan

Assoc. Prof. Dr. Fairuz Subakir, Lc., M.A.

UNIDA Gontor – Bahasa Arab bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga pintu masuk utama untuk memahami warisan keilmuan Islam. Al-Qur’an, Hadis, kitab-kitab klasik, hingga karya kontemporer Islam banyak ditulis dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, penguasaan bahasa Arab menjadi prasyarat penting untuk literasi Islam.

Literasi Islam di sini tidak hanya dimaknai sebagai kemampuan membaca, tetapi juga memahami, menginterpretasi, dan mengkritisi teks keagamaan. Generasi yang melek literasi Islam adalah generasi yang mampu memahami teks keislaman secara mendalam dan kontekstual.

Sayangnya, saat ini banyak generasi muda Muslim yang hanya memiliki akses terbatas terhadap teks-teks asli karena keterbatasan kemampuan bahasa Arab. Akibatnya, pemahaman agama mereka seringkali bergantung pada terjemahan yang tidak selalu utuh dan akurat.

Mengintegrasikan pembelajaran bahasa Arab dengan literasi keislaman bisa menjadi solusi. Misalnya, siswa tidak hanya diajarkan tata bahasa, tetapi juga dilatih membaca dan menganalisis teks-teks Al-Qur’an, Hadis, atau fikih secara langsung dengan bimbingan guru.

Metode semacam ini dapat menumbuhkan kecintaan terhadap sumber keislaman dan menumbuhkan sikap kritis terhadap penafsiran keagamaan. Siswa belajar untuk tidak hanya menerima informasi, tetapi juga memahami argumen dan dalil secara mandiri.

Namun, tantangannya cukup besar. Banyak guru bahasa Arab yang tidak memiliki pelatihan khusus dalam mengajarkan teks-teks klasik atau dalam mengintegrasikan bahasa Arab dengan pemahaman keislaman. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi lembaga pendidikan Islam.

Selain itu, kurikulum di banyak madrasah atau pesantren masih memisahkan pelajaran bahasa Arab dari studi keislaman. Padahal, keterkaitan keduanya sangat erat dan saling mendukung. Kurikulum yang integratif perlu dirancang untuk menjawab kebutuhan zaman.

Teknologi dapat menjadi pendukung penting dalam mengembangkan literasi Islam berbasis bahasa Arab. Platform digital yang menyajikan teks Arab dengan tafsir, kamus, dan audio bisa membantu siswa memahami teks secara lebih interaktif.

Membangun generasi melek teks keagamaan berarti membekali mereka dengan kemampuan membaca teks Arab, memahami konteksnya, dan berpikir kritis. Inilah yang akan membentuk Muslim yang cerdas, moderat, dan mandiri dalam memahami agamanya.

Karena itu, pembelajaran bahasa Arab harus diarahkan tidak hanya untuk kepentingan akademik, tetapi juga untuk membentuk generasi Muslim yang melek literasi keislaman secara utuh dan bertanggung jawab.

Redaksi: Assoc. Prof. Dr. Fairuz Subakir, Lc., M.A. (Dosen Magister Pendidikan Bahasa Arab UNIDA Gontor)