Back

Akidah sebagai Basis Pemberdayaan Umat: Mahasiswa AFI UNIDA Gontor Belajar dari LAZ Baitulmaal Munzalan Indonesia

Akidah sebagai Basis Pemberdayaan Umat: Mahasiswa AFI UNIDA Gontor Belajar dari LAZ Baitulmaal Munzalan Indonesia

UNIDA Gontor – Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Kelas A, Fakultas Ushuluddin, melaksanakan Academic Tour ke LAZ Baitulmaal Munzalan Indonesia (LAZ BMI) Malang pada Senin, 3 November 2025. Kegiatan ini bertujuan memperdalam pemahaman mahasiswa tentang bagaimana nilai-nilai akidah dapat menjadi dasar dalam gerakan pemberdayaan umat di tengah masyarakat modern.

Kegiatan akademik ini dibimbing oleh Al-Ustadz Assoc. Prof. Harda Armayanto, M.A., Ph.D., Al-Ustadzah Maria Ulfa, M.Fil.I., dan Al-Ustadz M. Aldian Munandar, S.Ag.. Adapun pemateri utama, Al-Ustadz Ahmad Fanani, M.A., Ph.D., selaku Dewan Syariah Masjid Kapal Munzalan Indonesia, menyampaikan materi bertajuk “Akidah sebagai Basis Pemberdayaan Umat: Belajar dari LAZ Baitulmaal Munzalan.”

Dalam sambutannya, Al-Ustadz Assoc. Prof. Harda Armayanto, M.A., Ph.D., selaku pembimbing, menyampaikan bahwa akidah tidak hanya berbicara tentang kepercayaan, tetapi juga harus terimplementasi dalam amal perbuatan nyata.

“Akidah yang benar harus melahirkan tindakan sosial yang nyata. Amal saleh tidak hanya untuk sesama Muslim, tetapi juga bagi non-Muslim. Inilah wujud akidah yang hidup dan membawa rahmat bagi seluruh alam,” ungkapnya.

Penyampaian materi Akidah sebagai Basis Pemberdayaan Umat oleh Al-Ustadz Ahmad Fanani, M.A., Ph.D.,
Penyampaian materi Akidah sebagai Basis Pemberdayaan Umat oleh Al-Ustadz Ahmad Fanani, M.A., Ph.D.,

Dalam pemaparannya, Ustadz Fanani menegaskan bahwa zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) bukan hanya instrumen ekonomi, tetapi juga ekspresi spiritual yang bersumber dari akidah.

“Ziswaf adalah upaya untuk membahagiakan diri dan orang lain. Ia bersumber dari Islam, iman, dan ihsan yang mendorong umat Islam untuk berbuat baik kepada sesama, bahkan kepada non-Muslim,” ujarnya.

Semangat inklusivitas tersebut menjadi karakter utama Laznas Masjid Kapal Munzalan, di mana berbagai program sosial yang dijalankan tidak membatasi penerima manfaat hanya pada umat Islam. Beragam kegiatan kemanusiaan dan kepedulian sosial juga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat non-Muslim di sekitar masjid, menjadikan lembaga ini contoh nyata penerapan nilai akidah dalam kehidupan sosial.

Sebagai lembaga pemberdayaan umat berbasis masjid, LAZ Baitulmaal Munzalan Indonesia (LAZ BMI) hadir sebagai jembatan amal saleh dari siapa pun dan untuk siapa pun. Lembaga ini fokus mengelola dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) melalui empat program utama: kemanusiaan, kepedulian, pendidikan, dan kesehatan. Hingga kini, LAZ BMI telah memiliki 35 kantor pemberdayaan, 149 cabang pasukan amal saleh, 85.000 orang tua asuh, 751.298 penerima manfaat, dan 6.800 pondok mitra di berbagai daerah di Indonesia.

Sesi Diskusi Interaktif antara Mahasiswa dan pemateri
Sesi Diskusi Interaktif antara Mahasiswa dan pemateri

Sesi kegiatan diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab interaktif antara mahasiswa dengan pemateri. Mahasiswa tampak antusias menggali lebih dalam tentang penerapan nilai-nilai akidah dalam sistem pengelolaan ziswaf serta strategi lembaga Islam dalam menjaga transparansi, profesionalitas, dan keberlanjutan program pemberdayaan umat.

Salah satu mahasiswa peserta bernama Yusri, menyampaikan kesan mendalam setelah mengikuti kegiatan ini.

“Kunjungan ini membuka pandangan kami bahwa akidah bukan hanya teori, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk pelayanan dan kepedulian kepada masyarakat. LAZ BMI menjadi contoh konkret bagaimana iman dapat mendorong lahirnya gerakan sosial yang kuat dan profesional,” tuturnya.

Melalui kunjungan akademik ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami bahwa akidah bukan sekadar konsep teologis yang abstrak, melainkan landasan moral dan spiritual bagi aksi sosial yang berdampak. Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk mengaitkan antara teori-teori filsafat Islam yang dipelajari di kelas dengan realitas pemberdayaan masyarakat yang berakar pada nilai-nilai keislaman.

Redaksi: Harda Armayanto

Editor: Tubagus Novalul Barokah