Back

Membangun Generasi Qurani: Kiprah Mahasiswa MPBA dalam Pelatihan Bahasa Arab untuk Santri

Generasi Qurani UNIDA Gontor

UNIDA Gontor – Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi, kebutuhan akan generasi Qurani yang memahami nilai-nilai Islam semakin mendesak. Bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an memegang peranan penting dalam membentuk generasi tersebut. Universitas-universitas yang memiliki Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Arab (MPBA) turut mengambil bagian dalam perjuangan ini. Salah satu kiprah yang patut diapresiasi adalah keterlibatan mahasiswa MPBA dalam pelatihan bahasa Arab untuk para santri. Kegiatan ini bukan hanya sekadar pengabdian, tetapi juga bentuk nyata kontribusi akademisi terhadap pendidikan umat.

Program pelatihan ini menyasar pondok pesantren yang membutuhkan peningkatan kapasitas dalam pengajaran bahasa Arab. Mahasiswa MPBA merancang kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan santri, dengan pendekatan komunikatif dan kontekstual. Metode yang digunakan tidak hanya berbasis gramatika, tetapi juga muhadatsah (percakapan) untuk membiasakan santri aktif berbahasa. Pengajaran ini bertujuan agar santri tidak sekadar menghafal kosakata, tetapi mampu memahami dan menggunakannya dalam konteks kehidupan sehari-hari. Proses ini mendekatkan santri pada pemahaman langsung terhadap teks-teks keislaman.

Pelatihan ini juga menjadi media aktualisasi diri bagi mahasiswa MPBA. Mereka belajar mengelola kelas, menyesuaikan materi, dan mengevaluasi capaian belajar secara sistematis. Hal ini memperkuat kompetensi pedagogis dan metodologis mahasiswa yang kelak akan menjadi pendidik profesional. Di sisi lain, keterlibatan mereka juga menjadi inspirasi bagi para santri untuk terus belajar. Kolaborasi ini membentuk ekosistem pendidikan yang sehat dan saling memberdayakan.

Tak hanya mengajar, mahasiswa MPBA juga membekali para ustadz dan pengajar lokal dengan pelatihan strategi pembelajaran bahasa Arab. Transfer pengetahuan ini diharapkan menciptakan kesinambungan dalam pengajaran setelah program selesai. Dengan demikian, pesantren memiliki sumber daya manusia yang mampu mengembangkan pelajaran bahasa Arab secara mandiri. Mahasiswa MPBA memfasilitasi pembuatan media pembelajaran seperti kartu kosa kata, lembar kerja, dan video interaktif. Inovasi ini menjadikan proses belajar santri lebih menyenangkan dan efektif.

Kegiatan ini juga menjadi ladang penelitian bagi mahasiswa yang tengah menempuh tugas akhir. Mereka mengkaji efektivitas metode, kesulitan belajar, dan persepsi santri terhadap bahasa Arab. Data yang dikumpulkan sangat berguna dalam pengembangan kurikulum pembelajaran bahasa Arab yang berbasis kebutuhan lapangan. Ini menunjukkan bahwa sinergi antara akademisi dan lembaga pendidikan Islam tidak hanya bersifat praktis, tetapi juga ilmiah. Maka, pelatihan ini menjadi contoh nyata integrasi antara pengabdian, pembelajaran, dan penelitian.

Salah satu tantangan dalam pelatihan ini adalah perbedaan latar belakang kemampuan bahasa Arab santri. Untuk mengatasinya, mahasiswa MPBA menyusun pendekatan diferensiasi berdasarkan tingkat kemampuan. Kelas dibagi menjadi pemula dan menengah, dengan pendekatan dan target belajar yang disesuaikan. Hal ini memungkinkan semua santri mendapatkan pembelajaran yang sesuai dan optimal. Keberhasilan pendekatan ini menumbuhkan kepercayaan diri para santri dalam menggunakan bahasa Arab.

Selain aspek akademik, pelatihan ini juga menanamkan nilai-nilai karakter Islami seperti disiplin, tanggung jawab, dan ukhuwah. Mahasiswa MPBA tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga teladan bagi santri dalam perilaku dan sikap. Kehadiran mereka selama pelatihan turut membentuk suasana belajar yang islami dan hangat. Hubungan antara mahasiswa dan santri pun berkembang menjadi hubungan yang inspiratif dan membina. Dengan begitu, pelatihan ini memberikan dampak spiritual dan moral yang kuat.

Pelatihan bahasa Arab ini mendapat sambutan positif dari pimpinan pesantren dan orang tua santri. Mereka melihat perubahan yang signifikan dalam semangat dan kemampuan bahasa Arab para santri. Bahkan beberapa santri mulai menunjukkan minat untuk melanjutkan studi di bidang pendidikan bahasa Arab. Respon ini membuktikan bahwa investasi dalam pendidikan bahasa Arab memberikan hasil yang berkelanjutan. Ini juga membuka peluang kemitraan antara kampus dan pesantren di masa depan.

Melalui pelatihan ini, mahasiswa MPBA tidak hanya menyalurkan ilmu, tetapi juga menanamkan harapan. Harapan akan lahirnya generasi Qurani yang mampu membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam dari sumber aslinya. Kiprah mahasiswa MPBA menjadi batu loncatan bagi terbentuknya jembatan antara dunia akademik dan dunia pesantren. Inisiatif seperti ini perlu didukung oleh semua pihak, baik kampus, pemerintah, maupun masyarakat. Karena dari sinilah terbentuk generasi yang cerdas, beriman, dan berakhlak mulia.

Dengan semangat kolaborasi dan pengabdian, mahasiswa MPBA menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya tugas dosen di ruang kuliah. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, yang bisa dilakukan di mana saja, termasuk di pesantren terpencil. Pelatihan bahasa Arab untuk santri adalah bagian kecil dari upaya besar membangun peradaban Islam yang kuat. Semoga kiprah ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk turut mengambil bagian dalam perjuangan mencerdaskan umat. Membangun generasi Qurani bukan mimpi, tapi keniscayaan yang harus diupayakan bersama.

Redaksi: Dr. Rahmat Hidayat, Lc., M.A. (Dosen Pascasarjana UNIDA Gontor)