UNIDA Gontor – Pembelajaran bahasa Arab di madrasah sering kali dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan oleh siswa. Namun, mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Arab (MPBA) menghadirkan pendekatan berbeda dalam program Arabic Camp di MTsN Ponorogo. Program ini dirancang untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif. Tidak hanya sekadar teori, siswa diajak belajar bahasa Arab melalui berbagai kegiatan kreatif. Ini menjadi langkah strategis dalam menghidupkan bahasa Arab di lingkungan madrasah.
Kegiatan Arabic Camp mencakup pelatihan kosa kata tematik, permainan bahasa (language games), drama pendek, dan dialog berpasangan. Mahasiswa MPBA merancang seluruh kegiatan agar sesuai dengan usia dan gaya belajar siswa MTs. Pembelajaran dilakukan secara komunikatif dan kolaboratif, dengan menekankan penggunaan bahasa Arab dalam konteks nyata. Siswa tidak lagi belajar melalui hafalan semata, tetapi melalui praktik langsung yang menyenangkan. Antusiasme siswa terlihat dari semangat mereka mengikuti setiap sesi kegiatan.
Salah satu kegiatan yang paling menarik adalah market day, di mana siswa berperan sebagai penjual dan pembeli menggunakan ungkapan bahasa Arab. Melalui simulasi ini, mereka belajar ungkapan praktis seperti memberi salam, bertanya harga, dan menyebut nama barang. Selain meningkatkan kemampuan berbicara, kegiatan ini juga menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri. Mahasiswa MPBA membimbing siswa dengan pendekatan ramah dan apresiatif. Ini menjadikan pengalaman belajar terasa lebih ringan dan berkesan.
Tidak hanya untuk siswa, program ini juga melibatkan guru-guru madrasah sebagai peserta pelatihan metode pengajaran inovatif. Guru diajak mengamati dan bahkan ikut terlibat dalam kegiatan, sehingga mereka dapat mengadaptasinya dalam pembelajaran reguler. Mahasiswa MPBA menyediakan modul, lembar kerja, dan evaluasi formatif yang dapat digunakan guru secara mandiri. Hal ini memperkuat keberlanjutan program meskipun mahasiswa telah selesai menjalankan pengabdian. Kolaborasi antara mahasiswa dan guru membentuk jejaring pengembangan pembelajaran bahasa Arab yang dinamis.
Program Arabic Camp ini menjadi bagian dari pengabdian masyarakat berbasis keilmuan yang dilakukan mahasiswa MPBA. Mereka tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membangun relasi kemanusiaan yang hangat dengan siswa dan guru. Pendekatan ini sejalan dengan nilai-nilai pendidikan partisipatif dan kontekstual. Mahasiswa belajar memahami kondisi riil di lapangan dan menyesuaikan strategi pengajaran dengan sumber daya yang ada. Pengalaman ini menjadi laboratorium nyata untuk menumbuhkan kompetensi profesional dan sosial mereka.
Dukungan dari pihak MTsN Ponorogo sangat besar terhadap program ini. Kepala madrasah dan guru menyambut baik kehadiran mahasiswa sebagai mitra dalam peningkatan mutu pembelajaran. Mereka menilai bahwa pendekatan kreatif yang dilakukan mampu mengubah cara pandang siswa terhadap bahasa Arab. Dari yang semula terkesan berat, kini menjadi pelajaran yang seru dan dinantikan. Ini menjadi bukti bahwa inovasi pendidikan dapat dilakukan tanpa harus menunggu fasilitas serba lengkap.
Siswa MTsN Ponorogo pun menunjukkan perkembangan positif dalam kemampuan bahasa Arab setelah mengikuti program ini. Banyak dari mereka yang mulai berani berbicara dalam bahasa Arab, meskipun dengan kosakata sederhana. Suasana kelas menjadi lebih hidup dan dialog antarsiswa semakin aktif. Bahasa Arab pun tidak hanya hidup di ruang kelas, tetapi juga dalam interaksi harian di lingkungan sekolah. Semangat ini terus dipelihara melalui program tindak lanjut bersama guru.
Mahasiswa MPBA juga merefleksikan pengalaman ini sebagai proses belajar yang bermakna. Mereka mengaku bahwa keterlibatan langsung dalam program semacam ini membentuk kemampuan pedagogis dan empati sosial mereka. Tidak hanya belajar mengajar, mereka belajar mendengarkan, memahami, dan beradaptasi. Inilah nilai lebih dari pengabdian yang berbasis kolaborasi dan solusi nyata. Pendidikan pun tidak lagi sekadar transfer ilmu, tetapi juga proses memanusiakan manusia.
Arabic Camp di MTsN Ponorogo menjadi model inspiratif dalam pembelajaran bahasa Arab kontekstual dan kreatif. Program ini menunjukkan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk menciptakan pembelajaran yang bermutu. Dengan semangat inovasi, kolaborasi, dan keberpihakan pada peserta didik, bahasa Arab dapat dihidupkan kembali di madrasah. Inisiatif ini bisa direplikasi di madrasah lain dengan penyesuaian konteks lokal. Mahasiswa MPBA telah memberi teladan bagaimana ilmu dan aksi bisa berjalan seiring.
Dengan semangat gotong royong dan kecintaan pada bahasa Arab, Arabic Camp bukan sekadar kegiatan sesaat. Ia menjadi tonggak bagi perubahan pendekatan dalam mengajar bahasa Arab di tingkat dasar. Melalui strategi kreatif, kolaboratif, dan inspiratif, siswa belajar dengan gembira dan guru berkembang bersama. Inilah potret pendidikan bahasa Arab yang hidup, kontekstual, dan membumi. Semoga gerakan ini menjadi inspirasi nasional dalam membumikan bahasa wahyu di bumi pertiwi.
Redaksi: Rahmat Hidayat