Oleh: Muhammad Faqih Nidzom

Dalam pidato memperingati Peristiwa 19 Maret 1967 (PERSEMAR) Selasa lalu, Bapak Pimpinan Gontor, Ustadz Hasan Abdullah Sahal mengingatkan kembali satu poin penting di hadapan para guru dan santrinya.

Dengan lantang beliau menyebutkan bahwa prioritas utama di Pondok ini adalah kehidupan para santri. Contoh paling sederhana dalam penerapan prinsip ini adalah dalam hal makan. “Jangan sampai santri kelaparan sedangkan guru-gurunya makan enak. Jangan sampai santri sakit-sakitan sedangkan gurunya segar bugar,” tegas beliau.

Apa yang beliau sampaikan di atas, mengingatkan kita pada kata-kata alm. Kiai Ahmad Sahal, ayahanda beliau, yang kemudian ditulis kembali oleh Ustadz KH. Ahmad Suharto dalam buku Senarai Kearifan Gontory berikut, “Kalau makan, minum dan tempat tidur saya lebih baik dari makan, minum, dan tempat tidur anak-anak (santri saya), anak-anak boleh protes.” (Lihat hal. 45)

Begitulah ajaran Gontor, selalu mengedepankan maslahat santrinya. Bukan hanya dalam hal makan, ajaran ini juga terejawantahkan dalam kurikulum, disiplin, dan kegiatan santri. Dimana kesemuanya disusun, diatur dan diamalkan berdasarkan pertimbangan maslahat santri.

Ustadz Hasan:  pertimbangan memilih kegiatan; kebenaran, kebaikan, kemanfaatan, kemungkinan berhasilnya, keterpanggilan, baru kemauan

Hal ini juga bisa kita lihat bagaimana Kiai Hasan berpesan kepada guru dan pengurus organisasi. Beliau menjelaskan bahwa pertimbangan utama dalam memilih suatu kegiatan, secara hierarkis harus berdasar pada enam hal berikut; kebenaran, kebaikan, kemanfaatan, kemungkinan berhasilnya, keterpanggilan, baru kemauan. Tidak boleh dibalik dan disalahpahami.

Jika kita perhatikan, semua kegiatan yang menjadi sunnah (tradisi khas) Gontor, telah sesuai dengan pertimbangan di atas. Bisa kita sebut misalnya Khutbatu-l-‘Arsy, Pergantian Pengurus OPPM, Gontor Olympiad, Latihan Pidato dan lainnya. Ya, keseluruhannya itu dalam rangka mendidik santri, dan mendidik santri adalah kemaslahatan.

Selain dari itu, di balik instruksi bapak kiai Gontor terkait pembangunan pun, dimaksudkan dalam kerangka ini. “Pembangunan yang ada di Pondok, mulai dari stadion, menara, dan lain sebagainya adalah untuk membesarkan hati dan jiwa para santri. “Jangan sampai kita hanya bisa membesarkan kepala dan mulut,” begitu Kiai Hasan meyakinkan para santrinya. MashāAllāh.

Inilah yang semestinya dipahami para santri. Harapannya, dengan memahami secara benar, maka niat, sikap dan perilakunya juga benar. Bagi santri yang memahami, semangat dan ketulusan niatnya pun akan meningkat ketika mengikuti kegiatan pondok. Sebab ia yakin, apa yang diprogramkan pondok adalah demi kebaikannya. Sebagaimana pesan pendiri pondok yang tentu kita semua hafal, “Sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keberuntunganmu”.

Ustadz Syukri: Hiburan terbesar bagi seorang pendidik adalah keberhasilan para muridnya

Dan menjadi tugas santri berikutnya adalah belajar untuk ilmu dan amal sebaik-baiknya. Setidaknya, selain untuk kebaikan diri dan orang tua, kita niatkan pula untuk menjadi penyejuk mata dan hati para guru. Bukankah Ayahanda kita, Ustadz KH Abdullah Syukri Zarkasyi sering menyampaikan, “Hiburan terbesar bagi seorang pendidik adalah keberhasilan para muridnya”. Wallāhu A’lam.

 

Artikel Terpopuler

Ternyata Bahasa Arab di Gontor Diajarkan untuk Tujuan ini
Penjelasan Ilmiah kenapa Murid harus Percaya kepada Guru
PERSEMAR GONTOR (On Memoriam Peristiwa 19 Maret 1967)
Ikuti Latihan Menembak Nasional, MENWA UNIDA Gontor Masuk 10 Besar Penembak Terbaik di Malang
Ustadz Kholid : “Wisdom Alumnus”, Standar Lulusan Unida Gontor

 

Artikel Terkait:

Rencana Short Course Bahasa Arab, Mahasiswa Kyoto University Jepang di UNIDA Gontor
Unida Gontor Akan Kembangkan Pembelajaran Bahasa Arab Digital
Dr Dihyatun Masqon: Bahasa Arab, Bahasa Peradaban dan Budaya
Dekan Fakultas Sastra Arab Universitas King Saud Melatih Pengajaran Bahasa Arab di UNIDA Gontor
Ternyata Cara Berdoa Orang Shaleh Berbeda

 

Video terkait

Taufiq Affandi

Taufiq Affandi

satu Respon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *