UNIDA Gontor – Program Studi Hubungan Internasional Universitas Darussalam Gontor melaksanakan acara Simulasi Sidang PBB atau Model United Nations. Acara ini bernama Darussalam Model United Nations (Darussalam MUN/DMUN). Tentu, ini menjadi langkah baru bagi Prodi HI UNIDA Gontor dalam usahanya untuk memantapkan keterampilan dan keilmuan mahasiswa. Terkhusus, dalam berdiplomasi dan berdiskusi mengenai isu-isu global dengan berperan menjadi aktor-aktor dalam sidang PBB (Persatuan Bangsa-bangsa). Kegiatan ini terlaksana dengan baik pada tanggal 15-16 Maret 2020 di Universitas Darussalam Gontor.
Langkah Awal
Pelaksanaan MUN di UNIDA Gontor ini, diharapkan mampu menjadi pemantik bagi Prodi HI UNIDA untuk lebih bersemangat menjadi program studi yang terbaik di Indonesia. “Saya berharap Program Studi Hubungan Internasional ini menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia”. Demikian harapan Bapak Wakil Rektor 1 – Assoc. Prof. Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.Ed, M.Phil. dalam sambutannya ketika membuka acara DMUN tersebut. Untuk itu, acara ini diharapkan bukan hanya dilaksanakan sekali saja. Namun, menjadi program unggulan dan agenda tahunan Program Studi Hubungan Internasional UNIDA Gontor.
Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh peserta yang berasal dari UNIDA Gontor saja. Namun, partisipasi peserta juga berasal dari berbagai Instansi Pendidikan Indonesia, seperti Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, SMA Insan Cendikia Tangerang, dan masih banyak lagi. Terhitung, 48 peserta yang terbagi ke dalam 24 delegasi ikut aktif dalam kegiatan ini. Tema yang diangkat adalah “State’s Response Towards The Challenges of Global Migration”.
Uniknya Darussalam Model United Nations
Ada yang unik dari perhelatan acara DMUN ini dan belum pernah diadakan oleh instasi atau perguruan tinggi manapun di Indonesia. Yaitu menjadi pelopor penggunaan dua bahasa, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Keunikan ini diperkenalkan oleh HI UNIDA Gontor bukan tanpa alasan. Karena, menjadi diplomat atau delegasi sebuah negara belum cukup apabila hanya menguasai satu bahasa saja. Harapannya, DMUN ini mampu membentuk diplomat yang menguasai lebih dari satu bahasa, terutama Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Sehingga, kemampuan ini menjadi nilai tambah tersendiri untuk mengangkat wibawa seorang diplomat dimata negara-negara dunia lainnya.
“Menjadi diplomat tidak melulu hanya menguasai satu bahasa internasional saja. Namun, seorang diplomat juga harus mampu menguasai bahasa-bahasa internasional lainnya”. Begitulah kutipan dari sambutan Bapak Wakil Rektor 2 UNIDA Gontor, Dr. Setiawan bin Lahuri, M.A saat malam puncak Gala Dinner Darussalam Model United Nation 2020 di Lobby Gedung Utama Lt. 1, Universitas Darussalam Gontor. [Pen:Ragil Tri Sambodo/Ed:Muhamad Fikrul Umam]
Berita ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris.
satu Respon